manajemen perancanaan kepimpinan dan keorganisasian

oleh:
Andika Putra
Ruslan
Muhammad Rizal
Najamuddin



PENDAHULUAN

Dalam mengelola pendidikan yang baik dan benar, maka dibutuhkan proses  diantaranya, perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan. Istilah istilah itu sangat terikat satu sama lain. Sehingga ruang lingkup fungsinya juga saling mengisi. Kepaduan dari proses proses itu mampu mengembangkan pendidikan yang baik dan benar.
Manajemen pendidikan juga sangat membutuhkan 4 hal yang telah disebutkan tadi. Misalnya perencanaan, hal ini membantu mengatur tata kelola serta hal-hal yang akan dilakukan kedepannya, sekolah yang bagus juga bermula dari perencanaan yang bagus. Perencanaan juga terikat erat dengan visi dan misi pendidikan. Setelah dilakukan perencanaan yan baik, maka perlu adanya eksekusi atau aplikasi yang nyata dibentuk dalam pengoganisasian. Dimana organisasi memiliki unit-unit kerja yang saling bahu membahu untuk mecapai tujuan yang sama. Organisasi pula-lah yang mejalankan program-program yang sudah direncanakan sebelumnya. Keterlibatan ini juga berpadu pada kepemimpinan, yang korelasinya memajukan pendidikan itu. Sebab organisasi dengan kepemimpinan yang baik, maka akan menjadi sistem yang luar biasa. Dalam ilmu manajemen, leader atau pemimpin memiliki kekuatan untuk memajukan. Ditangan pemimpin inilah maju atau tidaknya organisasi.
Setelah terjadinya hubungan yang baik antara 3 hal itu, perencanaan, pengorganisasian serta kepemimpinan. Maka hal yang perlu diperhatikan berikutnya adalah pengawasan. Kontrol yang baik dari suatu sistem adalah ketika program-program telah dilaksanakan dengan baik, maka untuk itu perlu diawasi pengembangannya. Sehingga diakhir akan ditemukan keunggulan dan kelemahannya. Dan tentu efektif bila diadakan evaluasi , untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan tersebut.

1.     PENGERTIAN DAN FUNGSI PERENCANAAN

A.    Pengertian perencanaan
Perencanaan atau rencana (planning) kata ini dikenal oleh hampur semua orang. Kita mengenal rencana pembangunan, perencanaan pendidikan, perencanaan produksi pabrik dalam bentuk target-target produksi.[1]
Perencanaan bermakna sangat kompleks. Perencanaan didefinisikan dalam berbagai macam ragam tergantung dari sudut pandang mana melihat, serta latar belakang apa yang mempengaruhi orang tersebut dalam merumuskan definisi. Diantara definisi tersebut dirumuskan sebagai berikut.
1.      Prajudi Atmosudirdjo mendefinisikan perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, di mana, dan bagaimana cara melakukannya.
2.      Menurut Bintoro Tjokroaminoto ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
3.      Menurut M. Fakry perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan itu dapat pula diberi arti sebagai suatu proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk mengendalikan masa depan sesuai yang ditentukan. Perencanaan dapat pula diartikan sebagai upaya untuk memadukan antara cita-cita nasional dan resource yang tersedia yang diperlukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut.[2]
            Perencanaan menurut Handoko meliputi
a.       Pemilihan atau penetapan tujuan organisasi,
b.      Penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan pada hakikatnya adalah proses pengambilan keputusan atas (pilihan) mengenai sarana dan cara-cara yang akan dilaksanakn dimasa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Proses ialah hubungan tiga kegiatan yang berurutan, yaitu menilai situasi dan kondisi saat ini, merumuskan dan menetapkan situasi dan kondisi yang diinginkan (yang akan datang), dan menentukan apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai keadaan yang diinginkan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang disebut perencanaan adalah kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Dari definisi ini perencanaan mengandung unsur-unsur:
a.       Sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya,
b.      Adanya proses,
c.       Hasil yang ingin dicapai,
d.      Menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.

B.     Fungsi Perencanaan
Ada beberapa fungsi perencanaan, antara lain:
1.      Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksana kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
2.      Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan (forecasting) terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui.
3.      Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik (the best alternative) atau suatu kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik (the best combination).
4.      Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran, maupun kegiatan usahanya.
5.      Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan atau evaluasi kenerja usaha atau organisasi, termasuk pendidikan[3]
6.      Standar pengawasan, yaitu mencocokka pelaksanaan dengan perencanaannya,
7.      Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesianya kegiatan,
8.      Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya,
9.      Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan,
10.  Meminimal kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghambat biaya, tenaga, dan waktu,
11.  Memberikan ganbaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan,
12.  Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan,
13.  Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui,
14.  Mengarahkan pada pencapaian tujuan,
15.  Standar pelaksanaan dan pengawasan,
16.  Pemilihan berbagai alternatif terbaik,
17.  Penyusunan dan skala prioritas, baik sarana maupun kegiatan,
18.  Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi,
19.  Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan,
20.  Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait,
21.  Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
2. PENGERTIAN DAN FUNGSI PENGORGANISASIAN
A. Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian menurut Handoko ialah 1) penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi; 2) proses perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan; 3) penugasan tanggung jawab tertentu; 4) pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Ditambahkan pula oleh Handoko pengorganisasian adalah pengaturan kerja bersama sumber daya keuangan, fisik dan manusia dalam organisasi. Pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan yang melingkupinya.
Pengorganisasian didasarkan pada kata organisasi. Organisasi berasal dari bahasa latin Organum yang berarti alat, bagian anggota badan.
Menurut Mooney organisasi adalah perkumpulan kelompok dua orang atau lebih yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Weber, organisasi adalah struktur birokrasi.
Menurut Wendrich, organisasi adalah proses mendesain kegiatan-kegiatan dalam struktur organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Menurut Sutarto, organisasi adalah merupakan kumpulan orang yang melakukan proses pembagian kerja, dan sistem kerja sama atau sistem sosial.
Meskipun para ahli manajemen memberikan definisi berbeda-beda tentang organisasi, namun intisarinya sama yaitu bahwa organisasi merupakan proses kerja sama dua orang atau lebih untuk menapai tujuan  organisasi secara efektif dan efesien.[4]
Organisasi diadakan akibat keterbatasan kemampuan individu baik secara fisik maupun mental. Bahkan oleh scott’s organisasi didefinisikan sebagai hal yang bersifat kolektif, dibentuk untuk mencapai sasaran spesifik. Organisasi memiliki suatu profil yang jelas, kekhususan yang berbeda dan berkelanjutan seperti, tatanan yang normatif, tingkatan otoritas, sistem komunikasi dan incentive system.
Hakikat organisasi
a.       Organisasi adalah satu kebersamaan dan interaksi serta saling ketergantungan individu-individu yang bekerja ke arah tujuan yang berisfat umum dan hubungan kerja samanya telah diatur sesuai dengan struktur yang telah ditentukan.
b.      Organisasi adalah kumpulan orang-orang yang sedang bekerja bersama melalui pembagian tenaga kerjau untuk mencapai tujuan yang bersifat umum.
Dalam manajemen pendidikan yang perlu diperhatikan adalah mengorganisasi. Semua tugas yang harus dikerjakan dalam organisasi dikelompok-kelompokkan menjadi unit-unit kerja.  Dalam pengertian lebih luas robbin menjelaskan tentang struktur organisasi adalah tugas-tugas yang yang diterima oleh setiap personalia, dengan siapa mereka bekerja sama, dengan siapa mereka berinteraksi dan kepada siapa mereka melaporkan hasil kerjanya. Hubungan kerja disini sudah jelas yaitu berupa kerja sama, interaksi dan melapor. Kerja sama akan terjadi terutama dengan para personalia dalam satu sub unit kerja, sebab isi atau sifat pekerjaan mereka hampir sama. Interaksi akan terjadi secara vertikal dan horizontal terutama terhadap sub unit atau unit kerja yang lain. Dana melapor pada umumnya dilakukan terhadap atasan.
Dengan demikian struktur organisasi adalah mekanisme kerja organisasi itu yang menggambarkan unit-unit kerjanya dengan tugas-tugas individu didalamnya beserta kerja sama dengan individu-individu lain. Dan hubungan antar unit-unit kerja itu baik secara vertikal maupun horisontal.[5]
Beberapa prinsip organisasi
Dalam menyelenggarakan organsisasi pendidikan diperlukan suatu standard atau kriteria demi efisiensi organisasi itu. Setiap organisasi melibatkan lembaga-lembaga dan individu-individu guna menjalankan fungsi organisasi itu sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan kriteria organisasi ini, prinsip-prinsip berikut dapat dipertimbangkan.
1.      Personal pembina pendidikan dan pengawas sekolah-sekolah bertanggung jawab menyelenggarakan organisasi sekolah untuk kepentingan supervisi seefisien mungkin
2.      Tanggung jawab dan wewenang menyelenggrakan kegiatan-kegiatan supervisi dapat didelegeasikan kepada individu-individu terpilih atau kepada kepala unit sekolah masing-masing.
3.      Segenap petugas baik didalam maupun diluar sekolah yang melaksakan kegiatan supervisi disuatu sekolah adalah bertanggung jawab kepada kepala unit sekolah
4.      Tanggung jawab terhadap aktivitas dan fungsi supervisi yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga supervisi harus dirumuskan dengan jelas.
5.      Perlu dibuat aturan atau pedoman untuk mengkordinir kegiatan supervisi ditiap-tiap tingkat dan unit sekolah.
6.      Tersedianya fasilitas dan perlengkapan untuk memperlancar kerja sama melaksanakan supervisi
7.      Organisasi hendaknya sederhana mungkin sesuai dengan besarnya sekolah
8.      Organisasi hendaknya fleksibel, untuk memudahkan penemuan problema, kondisi yang berkembang serta personalianya.
9.      Prosedur kerja organisasi supervisi sebaiknya dapat menstimulir inisiatif dan rasa tanggung jawab para anggota korps dalam membina pendidikan dan memperbaiki pengajaran.
10.  Organisasi hendaknya menyadari konsep dasar demokrasi didalam pendidikan, sehingga organisasi itu mampu membagi  tugas bagi masing masing individusesuai dengan kemampuan dan pengalamnya, sehingga meningkatkan potensi tiap individu.[6]

B. Fungsi Pengorganisasian
Adapun beberapa fungsi pengorganisasian yaitu:
1.      Mengatasi terbatasnya kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang dimilikinya dalam mencapai tujuannya
2.      Mencapai tujuan lebih efektif dan efisien karena dikerjakan bersama-sama
3.      Wadah memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama-sama
4.      Wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimiliki seseorang
5.      Wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja
6.      Wadah mengelola lingkungan bersama-sama
7.      Wadah mencari keutungan bersama-sama
8.      Wadah menggunakan kekuasan dan pengawasan
9.      Wadah mendapatkan penghargaan
10.  Wadah memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks
11.  Wadah menambah pergaulan
12.  Wadah memanfaatkan waktu luang
Unsur unsur serta hakikat yang terkandung dalam organisasi, diantaranya:
a.       Didalam organisasi berkumpul orang-orang sebagai sumber daya manusia yang terikat dalam hubungan kerja untuk mencapai tujuan
b.      Didalam organisasi terdapat berbagai macam ketentuan yang mengatur prosedur, bagaiamana orang-orang melaksanakan hubungan kerja sama.
c.       Didalam organisasi terdapat pembagian tugas secara berjenjang yang memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab seseorang atau sekelompok orang dalam melaksanakan hubungan kepemipinan
d.      Didalam organisasi terdapat sistem yang mengatur kesejahteraan, kebutuhan, penghargaan, dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik maupun nonfisik sumber daya mansia dalam rangka mencapai tujuan.
e.       Didalam organisasi terdapat hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antara sumber daya manusia sebagai pemberi ide, pengelola, pelaksana, dan organisasi yang memberikan jaminan kebutuhan sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan.
f.       Secara total organisasi merupakan suatu sistem terbuka, yang didalamnya tercermin adanya komponen-komponen dengan sub-komponen sebagai berikut:
-          Input, yang meliputi material, perlengkapan, fasilitas, sumber daya manusia, dana, berbagai macam peraturan dan ketentuan
-          Proses transformasi , yang mencakup sumber fisik dan sumber daya manusia yang diperoleh melalui lingkungan eksternal
-          Output, meliputi hasil berupa barang atau berupa pelayanan[7]

3. PENGERTIAN DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN
A.    Pengertian Kepemimpinan
            Kepemimpinan adalah fakta social yang tidak bisa dihindarkan untuk mengatur hubungan antar individu yang tergabung dalam satu masyarakat. Di mana masing-masing individu memiliki tujuan kolektif yang diwujudkan bersama dalam masyarakat. Kepemimpinan baru bisa di jalankan dalam sebuah masyarakat, jika telah terpenuhi tiga unsur berikut ini; kumpulan manusia yang di mulai dari tiga orang atau lebih; terdapat tujuan kolektif yang ingin diwujudkan bersama; terdapat seorang yang di pilih untuk menjadi pemimpin dan mendapatkan persetujuan dari manyoritas anggota masyarakat yang akan membantunya merealisasikan tujuan bersama.
            Defenisi kepemimpinan yang dituliskan para tokoh manajemen mengandung tiga unsur sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, yakni : adanya masyarakat, tujuan kolektif dan seorang pemimpin yang akan mengarahkan unruk mencapai tujuan tersebut.
            John F. dan Robert B. dalam bukunya public management memberikan defenisi kepemimpinan sebagai seni untuk mengatur individu dan masyarakat , serta memotivasi semangat mereka untuk meraih tujuan yang telah ditetepkan.
            Madrasah al-Masyah al-Amerika, memberikan arti kepemimpina sebagai seni untuk memengaruhi dan mengarahkan orang lain denga metode tertentu agar mereka berusaha untuk taat, loyal dan membantu dalam satu cara untuk meraih tujuan ynag telah ditetapkan.
            Menurut Arted, kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi orang lain agar mereka berusaha membantu untuk mewujudkan tujuan yang diipikan bersama. John B. memeberikan defenisi kepemimpinan sebagai kegiatan atau proses untuk saling memengaruhi antar individu yang tergabung dalam satu kelompok (walaupun ada perbedaan di antara mereka) untuk diarahkan pada kegiatan kemanusiaan berdasarkan permasahan bersama.
            Defenisi ini memberikan pengertian bahwa proses untuk saling memengaruhi antara pemimpin dan masyarakt, memiliki arti bahwa mereka saling memengaruhi satu sama lain. Artinya, seorang pemimpin bukanlah unsur tunggal yang memberikan pengaruh kepada orang lain. Akan tetapi, ia juga dipengaruhi pendapat masyarakat, dan  berinteraksi dengan keinginan serta keyakinan mereka dalam posisi yang sama. Seorang pemimpin merupakan bagian dari anggota masyarakat, saling berkontribusi, tukar pendapat dan pengalaman, serta secara bersama-sama berusaha mewujudkan tujuan kolektif.[8]
Pengertian kepemimpinan (leadership) berbeda dengan pengertian pemimpin (leader).kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang-orang  atau kelompok dengan maksud  untuk mencapai suatu tujuan atau karena alasan lain. Pakar manajemen, yaitu Hersey dan Blancard (1984) mendefenisikan kepemimpinan sebagai  berikut:
            “A ladership is any time on attempts to impact the behavior of and an individual or group regardless of the reason. It may before one’s own goals or a friend’s goals, and they may or may not be congruent with organizational goals.”
            Defenisi di atas menggambarkan bahwa kepemimpinan adalah setiap upaya seseorang, atau perilaku kelompok yang bertindak dalam suatu manajemen. Upaya mempengaruhi ini bertujuan untuk mencapai tujuan perorangan, baik tujuan sendiri maupun tujuan orang lain. Tujuan individu tersebut mungkin sama, atau mungkin sama pula dengan tujuan organisasi.
            Dari beberapa defenisi yang berbeda ini dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengatur, memengaruhi tau mengrahkan orang lain (dua orang atau lebih) untun mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dengan upaya yang maksimal, dan kontribusi dari masing-masing individu.[9]
B.     Fungsi Kepemimpinan
            Fungsi kepemimpinan kependidikan terbagi atas dua bagian :
1.      Fungsi yang berkaitan dengan tujuan dengan yang hendak dicapai.
2.      Fungsi yang berkaitan  dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenagkan sambil memeliharanya.
Fungsi yang berkaitan dengan tujuan tujuan yang hendak dicapai antara lain terdiri dari
a.       Memikir, merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan supaya anggota-anggota selalu dapat menyadari dalam bekerja sama mencapai tujuan itu.
b.      Memberi dorongan kepada para anggota kelompok serta menjelasakan situasi dengan maksud untuk dapat di temukan rencana-rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat member harapan baik, dan kepemimpinan harus cocok dengan situasi yang nyata karena kepemimpinan yang efektif dalam suatu demokrasi tergantung interkasi dari anggota dalam situasi itu dan saran-saran dari anggota akan membantu pemimpin dalam hal membawa anggota menuju tujuan.
c.       Membantu para anggota kelompok dalam mengumpulkan keterangan-keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan-pertimbangan yang sehat.
d.      Menggunakan kesanggupan kesanggupan dan minat khusus dari anggota kelompok.
e.       Memberi dorongan kepada sitiap anggota untuk melahirkan peranan dan pikiran dan memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam pemecahan masalh yang dihadapi oleh kelompok.
f.       Memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab kepada anggota dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan masng-masing demi kepentingan bersama.
Fungsi yang berkaitan dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat antara lain terdiri dari :
a.       Memupuk dan memelihara kesediaan kerja sama di dalam kelompok demi tercapainya tujuan bersama.
b.      Menanamkan dan memupuk pertasaan pada anggota masing-masing bahwa mereka termasuk dalam kelompok dan adalah bagian  dari kelompok dan semangat kelompok dapat dibenntuk melalui penghargaan terhadap usaha-usahanya dan sifat yang ramah tamah, gembira dari pemimpin akan mempengaruhi anggota-anggota dan mereka pasti akan menirunya.
c.       Mengusahakan suatu tempat pekerjaan yang menyenangkan baik ruangan, fasilitas maupun situasi.
d.      Mempengaruhi kelebihan-kelebiahan yang terdapat pada pimpinan untuk memberi sumbangan dalam kelompok menuju pencapaian tujuan bersama dan pemimpin dapat juga mengembangkan kesanggupan-kesanggupan anggota masing-masing, maka dengan dengan demikian pimpinan ini akan diterima dan diakui secara wajar.[10]











4. Pengertian dan Fungsi Pengawasan
A.    Pengertian Pengawasan
Menurut Instruksi Mendikbud No: 3/U/1987 pengawasan adalah usaha untuk menjaga agar kegiatan pelaksanaan dapat dilakukan secara efektif dan efesien, sesuai dengan perencanaan, kebijakan dan peraturan/perundangan yang berlaku, sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuan organisasi dengan sebaik-baiknya.
Pengawasan adalah dapat dilakukan secara langsung, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan satuan organisasi atau kerja sampai dengan tiga eselon dibawah ini, melalui:
a.       Penggarisan struktur organisasi.
b.      Perincian kebijakan prosudur dan rencana kerja.
c.       Pencatatan hasil kerja.
d.      Pelaporan.
Pengawasan fungsional dilakukan oleh instansi yang memang memiliki fungsi mengawasi, semisal Inspektor atau BPKP/D. Untuk melakukan kegiatan pengawasan perlu pemeriksaan yaitu tindakan membandingkan antara apa yang telah dikerjakan dengan yang seharusnya dilakukan.
 Pengawasan juga dapat dibedakan kedalam dua pengawasan yaitu pengawasan intern dan ekstern. Pengawasan internal dilakukan oleh aparat pengawasan dalam lingkungan organisasi atau unit kerja sendiri, sedangkan pengawasan eksternal dilakukan oleh aparat diluar organisasinya.[11]



B.     Fungsi Pengawasan
Pengawasan langsung ini bertujuan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar sesuai dengan rencana dan tata peraturan yang berlaku. Dengan demikian fungsi pengawasan adalah mencengah penyebab timbulnya hambatan-hambatan yang menggangu pencapaian tujuan atau misi sebuah organisasi.
Tujuan pengawasan atasan langsung yaitu sebagai berikut:
a.       Agar setiap atasan mengetahui kegiatan nyata pada unit kerja yang bersangkutan.
b.      Agar tidak terjadi penyimpangan atas sasaran atau tujuannya.
c.       Dan apabila ada penympanagan agar dengan segera dapat diambil langkah perbaikan.[12]
 Dan dengan adanya pengawasan dan tujuan atau fungsi dari pengawasan kita dapa menjamin sebuah kerja yang efektif dan efesien, dengan itu pengawasan merupakan sangat penting dalam segala hal dan dalam semua bidang yang dilaksanakan.









KESIMPULAN

Manajemen pendidikan yang berkualitas juga bergantung pada perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan  dan pengawasan. Bila keempat hal ini saling berkersinambungan satu sama lain, maka sistem pendidikan akan berjalan lancar. Dan tentu hasilnya berupa mutu peserta didik dan pendidik itu sendiri semakin tinggi. Yang juga sudah dijelaskan bahwa, apabila sistem pendidikan yang mulanya pada manajemen berjalan mulus maka akan membawa efek positif kepada negara dan bangsa indonesia.















DAFTAR PUSTAKA
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta, 2005.
Udin Syaefuddin, perencanaan pendidikan, Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Husaini Usman, Manajemen teori,praktik, dan riset, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2008.
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2007.
Hendiyat Soetopo dkk, Kepemimpinan Dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Penerbit Bina Aksara, 2011
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: penerbit Raja Grafindo Persada, 2009.
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, Jakarta: Roja Gravindo, 2008.
Ainurrafiq Dawam, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren, Jakarta: Listafariskaputra, 2004.



[1] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta, 2005), hal 1
[2] Udin syaefuddin, perencanaan pendidikan, (Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal 4.
[3] Ibid., hal 33
[4] Husaini Usman, Manajemen teori,praktik, dan riset, (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara) ,hal 144.
[5] Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia,(Jakarta: Penerbit Rineka Cipta), hal 57
[6] Hendiyat Soetopo dkk, Kepemimpinan Dan Supervisi Pendidikan,(Jakarta: Penerbit Bina Aksara), hal 72-73
[7] Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: penerbit Raja Grafindo Persada) ,hal 59-61.
[8] Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, (Jakarta: Roja Gravindo, 2008), hal.7.
[9] Ainurrafiq Dawam, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren, (Jakarta: Listafariskaputra, 2004), hal.127.
[10] Hendiyato Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), hal.4-6.
[11] Sudiyono,manajemen pendidikan tinggi,(jakarta:penerbit PT RINEKA CIPTA),2004,hal:67-68        
[12] Ibid,hal:71




Baca Juga Artiker Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DAFTAR ISI