VISI DAM MISI PENDIDIKAN
OLEH:
CHAIRIL HUSAINI
M RIDWAN
M. FAUZAN
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUTE AGMA ISLAM NEGRI IAIN AR-RANIRY
DARUSALAM BANDA ACEH
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan komponen yang memiliki peranan yang strategis bagi bangsa Indonesia
dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Salah satu tujuan Indonesia yang
tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinia keempat adalah “mencerdaskan
kehidupan bangsa”. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan usaha yang
terencana dan terprogram dengan jelas dalam agenda pemerintah yang berupa
penyelenggaraan pendidikan.
Tujuan
pendidikan Negara Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan negara. Agar
kegiatan pendidikan tersebut terencana dengan baik maka dibutuhkan kurikulum
pendidikan.
Sekolah
sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diberikan tugas untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional harus menjalankan perannya dengan baik. Dalam
menjalankan peran sebagai lembaga pendidikan ini, sekolah harus dikelola dengan
baik agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dengan
optimal. Pengelolaan sekolah secara tidak profesional dapat menghambat langkah
sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan formal,
dibutuhkan rencana strategis sebagai suatu upaya atau cara untuk mengendalikan
sekolah secara efektif dan efisien. Komponen dalam perencanaan strategis paling
tidak terdiri dari visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai
tujuan dan sasaran). Perumusan terhadap visi, misi, tujuan, sasaran dan
strategi tersebut harus dilakukan pengelola sekolah, agar sekolah memiliki arah
kebijakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan yang diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Visi
Pendidikan
1.
Definisi
Visi
Visi pada
intinya adalah pandangan jauh ke depan, visi adalah daya pandang jauh ke depan,
mendalam dan luas yang merupakan daya pikir abstrak yang memiliki kekuatan amat
dahsyat dan dapat menerobos segala batas-batas fisik, waktu, dan tempat.
Cortada menefinisikan visi sebagai “A view of our environment will enable
our tremendous future success.” Definisi ini mengisyaratkan bahwa
kesuksesan yang bermakna pada masa depan sangat ditentukan oleh kemampuan orang
dalam memandang lingkungan secara cermat. Faktor-faktor lingkungan itu amat
menentukan kesuksesan menggapai masa depan itu.
Visi
adalah suatu inovasi di dalam dunia menajemen modern, terutama manajemen
strategik. Istilah strategik ini merunjuk pada posisi pimpinan puncak sebuah
organisasi, termasuk organisasi pendidikan, juga sekolah. Ghaffar berpendapat
bahwa visi dipandang sebagai sebuah inovasi dalam proses manajeman strategik
karena baru pada akhir-akhir ini disadari dan ditemukan bahwa visi itu amat
dominan perannya dalam proses pembuatan keputusan, termasuk dalam setiap
pembuatan kebijakan dan penyusunan strategi.
Visi
juga merupakan atribut kunci kepemimpinan, termasuk kepemimpinan akademik di
sekolah. Di lingkungan lembaga sekolah, visi ditetapkan oleh pimpinan lembaga
pendidikan formal itu, meski proses penetapanya umumnya dilakukan secara
bersama oleh guru-guru yang ada atau satuan tugas yang dibentuk untuk itu.
Penetapan visi sekolah sangat esensial karena lembaga ini bukanlah institusi
akademik semata, melainkan sebagai bagian intergral dari entitas masyarakat
tempat dia berada.[1]
2.
Tujuan
Visi
Visi pendidikan
dibagi menjadi dua macam, yaitu: visi makro pendidikan dan visi mikro
pendidikan, yang masing-masingnya memiliki tujuan tersendiri. Adapun tujuannya
yaitu sebagai berikut :
a.
Tujuan
visi makro pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat madani sebagai
bangsa dan masyarakat Indonesia baru dengan tatanan kehidupan yang sesuai
dengan amanat proklamasi Negara kesatuan Republik Indonesia melalui proses
pendidikan. Masyarakat indosesia baru memiliki sikap dan wawasan keimanan dan
akhlak tinggi, kemerdekaan dan demokrasi, toleransi dan menjunjung hak asasi
manusia, serta berpengertian dan berwawasan global.
b.
Tujuan
visi mikro pendidikan nasional adalah terwujudnya individu manusia baru yang
memiliki sikap dan wawasan keimanan dan akhlak tinggi, kemerdekaan dan
demokrasi, toleransi dan menjunjung hak asasi manusia, saling berpengertian dan
berwawasan global.[2]
Pendidikan
nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial
yang kuat dan berwibawa untuk memperdayakan semua warga Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan pro aktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah.[3]
3.
Cara
Membuat Visi
Jika kita
melihat gejala sukses orang-orang terkenal seperti Bill Gates, Donald Trump,
Jakc Welch, George Soros, dan lain-lainnya maka akan ditemukan kesamaan sebab.
Sebabnya ialah mereka mempunyai visi yang jelas dalam hidupnya. Visi telah
memberikan arah ke mana mereka hendak pergi atau apa yang menjadi tujuan
mereka. Akibatnya, mereka tahu persis yang diinginkan. Mereka setia dengan
visinya dan tidak pernah berhenti untuk mewujudkan mimpinya. Kekuatan apakah
yang sebenarnya berada dibalik visi, sehingga visi dapat menjadi demikian
dahsyat mempengaruhi seseorang atau organisasi? Jawabnya adalah karena visi
merupakan keadaan di masa depan yang ingin di capai. Jadi, semakin jelas suatu
visi, semakin mudah menyusun peta jalanya (road map). Semakin jelas peta
yang harus dijalani, semakin mudah pula mengukur tingkat keberhasilanya dan
semakin tinggi tingkat pencapaiannya. Dengan memiliki visi, berarti sekolah
telah memiliki gambaran yang lebih jelas tentang keadaan sekolah yang
diinginkan 10 sampai 25 tahun yang akan datang. Dengan visi yang jelas, akan
memudahkan warga sekolah menetapkan cara-cara untuk mencapainya. Cara-cara
untuk mencapai visi disebut misi. Berikut ini disajikan cara membuat visi yang
baik, yaitu:
1.
Mudah
diingat
2.
Singkat,
maksimal delapan kata
3.
Menarik
perhatian bagi warga sekolah
4.
Memberi
inspirasi menantang untuk mencapai prestasi di masa yang akan datang
5.
Menyatakan
esensi yang jelas tentang yang seharusnya bagi sekolah
6.
Memungkinkan
fleksilibitas dan keluwesan dalam pelaksanaannya
7.
Terkait
dengan visi dinas pendidikan setempat yang lebih tinggi
4.
Visi
Sekolah
a.
Dijadikan
sebagai cita-cita bersama warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan
pada masa yang akan datang
b.
Mampu
memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan segenap
pihak yang berkepentingan
c.
Dirumuskan
bedasar masukan dari bebagai warga sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan,
selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional
d.
Diputuskan
oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah dengan memerhatikan
masukan komite sekolah
e.
Disosialisasikan
kepada warga sekolah dan segenap yang berkepentingan
f.
Ditinjau
dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan
di masyarakat[4]
B.
Misi
Pendidikan
1.
Definisi
Misi
Misi pendidikan
adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh lembaga pendidikan untuk mencapai
visi yang diinginkan. Misi juga bisa di artikan pekerjaan apa yang harus kita
lakukan terlebih dahulu untuk mencapai visi serta akan berusaha dengan berbagai
cara untuk mencapainya. Misi berfungsi sebagai penjelas atau penerang mengapa
sekolah itu ada, apa yang hendak dilakukan sekolah itu, dan bagaimana
melakukannya. Jika misi telah ditetapkan dengan baik dalam sebuah lembaga
pendidikan maka diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat
mengenal sekolah dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang
akan kita peroleh dimasa mendatang. oleh karena itu jika cita-cita dan landasan
kerja yang harus diikuti dan didukung oleh seluruh pihak sekolah.[5]
2.
Tujuan
Misi
Misi makro
pendidikan nasional jangka panjang adalah menuju masyarakat madani. Dalam
bidang pendidikan penyelenggaraan organisasi pelaksanaan pendidikan yang
otonom, luas namun adaftif dan fleksibel, bersifat terbuka dan berorientasi
pada keperluan dan kepentingan bangsa. Perimbangan wewenang dan partisipasi
masyarakat telah berkembang secara alamiah. Pendidikan telah menyelenggarakan
kehidupan masyarakat yang berwawasan global, memiliki komitmen nasional dan
bertindak secara secara lokal menuju
kepada keunggulan, serta menjadikan lembaga pendidikan sebagai pusat
peradaban.
Misi makro
pendidikan nasional jangka menengah adalah pemberdayaan organisasi maupun
proses pendidikan. Organisasi pelaksana pendidikan dengan cakupan yang luas dan
otonom, sehingga mampu menampung kebutuhan masyarakat dalam berbagai situasi.
Proses pendidikan dilaksanakan secara terbuka untuk memperbesar masukan dari
masyarakat. Pelaksanaan pendidikan telah dilaksanakan melalui jenjang
kewenangan yang telah terbagi dengan partisipasi masyarakat yang besar.
Pendidikan diselenggarakan dengan penanaman rasa keunggulan untuk menghadapi
tantangan global. Mengusahakan lembaga pendidikan menjadi pusat peradaban.
Misi makro
pendidikan nasional jangka pendek adalah mengatasi krisis nasional. Pendidikan
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Proses pendidikan diusahakan tetap
terselenggara secara optimal. Otonomi, keterbukaan, partisipasi pasar dan
masyarakat mulai dilaksanakan. Pendidikan dilaksanakan dengan memulai
menanamkan wawasan keunggulan untuk menghadapi tantangan global. Mulai membentuk
lembaga pendidikan untuk menuju pusat peradaban.
Misi makro
jangka panjang ialah mempersiapkan individu masyarakat Indonesia menuju
masyarakat madani. Pendidikan menghasilkan individu yang mandiri, beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, terampil, berteknologi dan
mampu berperan sosial. Kurikulum pendidikan dilaksanakan secara terbuka
sehingga dapat memenuhi kebutuhan maya
maupun nyata. Pendidikan menghasilkan manusia berwawasan keteladanan,
berkomitmen dan disiplin tinggi.
Misi makro
pendidikan nasional jangka menengah adalah pemberdayaan individu peserta didik maupun institusi. Pengelolaan
pendidikan dilaksanakan untuk menuju individu yang mandiri, yang tahan dan adaptif
terhadap perubahan. Individu yang dihasilkan adalah manusia yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki keterampilan teknologi
dengan kemampuan dalam kehidupan sosial. Menyusun dan melaksanakan kurikulum
pendidikan yang bersifat terbuka untuk memenuhi kebutuhan maya dan nyata dalam
berbagai stituasi. Pendidikan dilakukan untuk menenamkan keteladanan, komitmen
dan disiplin tinggi pada pendidikan maupun peserta didik.
Misi mikro
pendidikan nasional jangka pendek adalah menghasilkan manusia Indonesia yang
mampu mengatasi krisis. Individu tersebut beriman dan bertaqwa, berbekal
teknologi dan kemampuan sosial dalam mengatasi krisis. Melakukan reformasi kurikulum sehingga bersifat
terbuka untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam mengatasi krisis. Mulai
menanamkan wawasan keteladanan, komitmen dan disiplin tinggi.[6]
3.
Cara
Membuat Misi
Misi ialah cara-cara untuk
mewujudkan visi. Untuk membuat misi dapat menggunakan prinsip yang disingkat
ACHIEVE yaitu:
Attendance: semuanya harus hadir mendiskusikan dan menyepakati tujuan bersama yang ingin dicapai dengan penuh
kebulatan tekad.
Committment: semua warga sekolah merasa terpanggil untuk mengabdi dalam
mencapai tujuan sekolah.
Homework: tujuan menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh warga
sekolah.
Improve: tujuan harus merupakan upaya peningkatan ke arah yang lebih baik
dari sebelumnya.
Effrod: tujuan harus diusahakan (ada tindakan nyata), bukan hanya
dibicarakan di atas kertas. Tujuan perlu bukti bukan janji.
Value: tujuan memiliki nilai-nilai yang disepakati bersama.
Everyone: setiap orang bertanggung jawab mencapai tujuan sekolah secara
sinergi sesuai dengan tugasnya masing-masing.
4.
Misi
Sekolah
a.
Meberikan
arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
b.
Merupakan
tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu
c.
Menjadi
dasar program pokok sekolah
d.
Menekankan
pada mutu layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah
e.
Memuat
pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah
f.
Memberikan
keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit sekolah yang
terlibat
g.
Dirumuskan
bedasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite
sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah
h.
Disosialisasikan
kepada wrga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan
i.
Ditinjau
dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan
di masyarakat[7]
C.
Urgensi Visi dan Misi dalam Pencapaian Tujuan Pendidikan
Visi dan Misi adalah suatu komponen
yang sangat diperlukan dalam perencanaan suatu kegiatan, apalagi perencanaan
itu dapat memberikan motivasi dan inspirasi untuk membangun kearah yang lebih
baik dari sebelumnya. Dengan kata lain, dengan adanya Visi dan Misi suatu
urusan bisa dengan cepat dan mudah akan terwujud. Begitu pula adanya Visi dan
Misi membuat suatu urusan bisa lebih terarah, maksud dan tujuannya sehingga
mudah untuk menentukan cara-cara agar tujuan dan maksud tersebut bisa terwujud.
Visi merupakan keadaan di masa
depan yang ingin dicapai, adanya visi memberikan arah kemana mereka hendak
pergi atau siapa yang menjadi tujuan mereka. Mereka setia dengan visi yang
mereka sepakati sehingga mereka tidak akan berhenti untuk mewujudkan mimpi mereka
sebelum mimpi tersebut berhasil. Dengan memiliki visi, berarti kita telah
memiliki gambaran yang lebih jelas tentang keadaan program kerja yang
diinginkan beberapa tahun kedepan atau akan datang. Adanya Visi yang jelas
berarti memudahkan kita untuk menetapkan cara- cara untuk mencapainya. Cara-
cara untuk mencapai Visi disebut Misi.[8]
Begitu halnya, visi dan Misi
diperlukan dalam pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan
perencanaan program kerja kedepan yang harus dicapai serta membentuk cara- cara
untuk mewujudkan program kerja tersebut. Pembentukan program kerja dan cara-
cara untuk mewujudkannya itu semua merupakan pembahasan Visi dan Misi.
Dikatakan keterkaitan Visi dan Misi dalam pencapaian tujuan pendidikan, padahal
argument seperti ini tidak perlu ditanyai lagi sebab kita sudah paham dan
maklum setiap kita atau lembaga wajib
mempunyai Visi dan Misi. Dengan maksud dan tujuannya adalah sebagaimana
yang saya uraikan diatas tadi.
Visi dan Misi dalam rangka
penyelamatan dan reformasi kehidupan terlihat dengan terwujudnya keadaan masyarakat yang damai, demokrasi,
berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera. Visi dan misi disebut juga planning yang diciptakan dan disahkan
oleh seseorang dan sekelompok masyarakat dalam mufakat maksud dan tujuannya
adalah sebagai suatu program kerja yang ingin dilaksanakan untuk mencapai
maksud yang dicapai. Visi dan misi ini akan terwujud apabila didukung oleh
masyarakat yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah
air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki tanggung jawab kerja yang tinggi serta berdisiplin.
Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 2 yang
mengamanatkan kepada kita agar pemerintah menjalankan suatu system pendidikan
nasional. Yang mana pendidikan nasional itu menjadi tolak ukur untuk menjadikan
warga Negara sebagai masyarakat madani. Makanya untuk membentuk masyarakat yang
diharapkan tadi maka harus didasarkan pada Visi dan Misi. Berikut merupakan
urgensi Visi dan Misi dalam pencapaian tujuan pendidikan: [9]
1. Menigkatkan
pemerataan dan perluasaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang bersamaan
dengan peningkatan mutu. Bersamaan dengan upaya perluasaan dan pemerataan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan, semakin kuat pula tuntutan masyarakat
dan pembangunan nasional akan perlunya pendidikan yang lebih bermutu, relevan,
adil, manusiawi, dengan menjangkau semua orang dalam semua lapisan dan golongan
masyarakat.
2. Pengembangan
wawasan persaingan dan keunggulan. Bangsa Indonesia harus memiliki keunggulan sehingga dapat
bersaing secara global. Kuncinya adalah tersedianya pendidikan yang bermutu.
Wawasan keunggulan diperlukan karena masyarakat Indonesia dan dunia terus
berubah dalam irama yang semakin cepat. Salah satu aspek dari wawasan
keunggulan ialah bahwa bangsa Indonesia perlu melihat posisinya ditengah bangsa- bangsa lain.
3. Memperkuat
keterkaitan pendidikan agar sepadan dengan kebutuhan pembangunan. Pendidikan
nasional harus memiliki keterkaitan dengan pembangunan nasional, agar dapat
menunjang pembangunan nasional melalui penyediaan sumber daya manusia yang
lebih bermutu dan dalam jumlah yang memadai.
4. Mendorong
terciptanya masyarakat belajar. Masyarakat Indonesia masa depan, tanpa
memandang usia dan tingkat pendidikannya, adalah masyarakat yang memiliki
khendak, kemauan dan kemampuan untuk belajar atas prakarsanya sendiri secara
terus-menerus dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan penguasaannya
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Pendidikan
merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini damn sekaligus masa depan.
Hal ini berarti bahwa proses pendidikan yang dilakukan pada saat ini bukan
semata- mata untuk hari ini, melainkan untuk
masa depan.
6. Pendidikan merupakan sarana untuk memperkuat jati diri
bangsa dalam proses industrialisasi dan mendorong terjadinya perubahan
masyarakat Indonesia dalam memasuki era globalisasi diabad 22. Pembangunan
pendidikan harus mampu memantapkan jati diri bangsa Indonesia ditengah
pergaulan dengan bangsa lain, sehingga dlam keadaan bagaimanapun, tetap tampil
sebagai bangsa Indonesia dengan segala kepribadiaannya.
7.
Membentuk
masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika,
memiliki nalar, berbekal teknologi, dan memiliki kemampuan social dalam
mengatasi krisis.
Perwujudan masyarakat berkualitas
tersebut menjadi tanggung jawab
pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang
makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri
dan profesional pada bidangnya masing-masing. Hal tersebut diperlukan, terutama
untuk mengantisipasi era globalisasi dan pasar-pasar bebas manusia dihadapkan
pada perubahan-perubahan yang tidak menentu. Ibarat nelayan di “lautan lepas”
yang dapat menyesatkan jika tidak memliki “kompas” sebagai pedoman untuk
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Visi pendidikan adalah apa yang
didinginkan di masa depan. Visi ini harus memberikan dorongan atau motivasi
bagi peserta didik dan juga sebagai pemberi panduan atau rambu-rambu dalam
mencapai yang dicita-citakan tersebut. Sedangkan misi mengandung tujuan pokok
yaitu apa alasan sehingga kita ingin mencapai visi tersebut. Namun istilah visi
dan misi sering sekali terbalik-balik bahkan ada yang mencampur adukkan antara
visi dan misi tersebut, sebenarnya pembedanya keduanya sangat jelas yaitu “visi” itu kata benda, “misi kata
kerja. Misalnya saja “saya ingin kaya” Visinya jelas: “kaya”. Ketika timbul
pertanyaan “untuk apa kaya?” jawaban dari pertanyaan ini, itulah “misi”. Munkin
untuk “mau mensejahterakan keluarga. Dan ada juga jawaban yang berbeda dari
pernyataan tersebut “untuk apa anda kaya” jawabannya “saya ingin foya-foya”.
Itu semua sah-sah saja. Dari dua contoh sederhana ini dapat kita simpulkan ada
dua orang yang ingin kaya untuk mensejahterakan keluarga, ada yang ingin
foya-foya. Kalau begitu kualitas atau nilai dari sebuah visi itu ditentukan
oleh misinya, mengapa ia mencapai itu.
DAFTAR PUSTAKA
E.
Mulyasa, 2005. Kurikulum berbasis kompetensi, Bandung: Penerbit Remaja
Rosdakarya.
Husaini
Usman, 2009. Manajemen teori, praktik dan
Riset Pendidikan, Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara.
Sudarwan
Danin, 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
[1] Sudarwan
Danin, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara,
2006), hal.71-72.
[2] E. Mulyasa, Kurikulum
berbasis kompetensi, (Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya, 2005), hal.19.
[4] Husaini Usman,
Manajemen teori, praktik dan Riset
Pendidikan, (Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara, 2009). Hal 638.
[6] E. Mulyasa, Kurikulum
berbasis kompetensi... hal 19-20.
[7] Husaini Usman,
Manajemen teori, praktik dan Riset
Pendidikan, (Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara, 2009), Hal.638.
[8] Ibid...
hal.625.
[9] E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi... hal.17-18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar