MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH
Di
s
u
s
u
n
Oleh:
KELOMPOK
HUSNUL KHATIMAH
NUR AZIZAH
RAHMALIA
RISNA MAULIZA
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2012 M/1433 H
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Manajemen
sebagai salah satu kepemimpinan sangat penting untuk mencapai suatu tujuan
organisasi. Dengan sangat berat seolah-olah kepemimpinan dipaksa mengahadapi
berbagai macam faktor seperti: struktur atau tatanan, kondisi lingkungan
organisasi, dan kekuasaan. Maju dan mundurnya suatu organisasi sangat
berpengaruh pada pemimpinnya.
Sekolah
adalah lembaga bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena sekolah
sebagai organisasi didalamnya terdapat berbagai dimensi yang saling berkaitan.
Dan sifat unik, menunjukkan bahwa sekolah sebagai organisasimemiliki cirri-ciri
tertentu yang tidak dimiliki organisasi-organisasi lain. Sekolah memiliki
karakter tersendiri, di mana terjadi proses belajar mengajar, tempat terselenggaraannya
pembudayaan kehidupan umat manusia. Sekolah sebagai organisasi memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala
sekolah.
Kepala
sekolah yang berhasil apabila mereka memahami
keberadaan sekolah sebagai organisasi, serta mampu melaksanakan peranan
kepala sekolah sebagai seseong yang diberi tanggung jawab untuk memimpin
sekolah. Kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi
bagi para staf dan para siswa, kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas nya,
dan para kepala sekolah yang menentukan bagi sekolahnya. Betapa penting peranan
kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah mencapai tujuan. Kepala
sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan
sekolah dan kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka
demikeberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa.
BAB II
MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH
A.
Pengertian Kepala
Sekolah
Kepala sekolah
berasal dari dua kata yaitu ‘kepala’ dan
‘sekolah’. Kata kepala dapat diartikan ‘ketua’ atau ‘pemimpin’ dalam suatu
organisasi atau suatu lembaga. Dan ‘sekolah’ adalah sebuah lembaga yang menjadi
tempat belajar dan menerima pelajaran.
Maka dengan demikian kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai ”seorang
tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana
diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat terjadinya interaksi
antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Kepala sekolah
adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan
atas pertimbangan-pertimbangan. Siapa pun yang akan diangkat menjadi kepala
sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan tertentu seperti:
latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat, dan integritas.[1]
Kepala sekolah adalah suatu kemampuan dan proses
mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan orang lain yang ada
hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran, supaya kegiatan-kegiatan
yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien
di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan
dan pembelajaran. Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang mempunyai
peranan besar dalam mengembangkan mutu pendidikan sekolah.[2]
B. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah
a.
Tugas
dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Tugas
dan tanggung jawab kepemimpinan kepala sekolah dirumuskan dalam 11 langkah
sebagai berikut:
a.
Memahami
misi dan tugas pokoknya;
b.
Mengetahui
jumlah pembantunya;
c.
Mengetahui
nama-nama pembantunya;
d.
Memahami
tugas setiap pembantunya;
e.
Memperhatikan
kehadiran pembantunya;
f.
Memperhatikan
peralatan yang dipakai pembantunya;
g.
Menilai
pembantunya;
h.
Memperhatikan
karier pembantunya;
i.
Memperhatikan
kesejahteraan;
j.
Menciptakan
suasana kekeluargaan;
k.
Memberikan
laporan kapada atasannya.
b.
Fungsi
kepemimpinana kepala sekolah.
Menurut Koontz, agar suatu organisasi sekolah berhasil mencapai
tujuan atau misi nya, kepala sekolah harus mampu menggerakkan para guru, staf,
dan para siswa. Oleh karena nya kepala sekolah harus:
1.
Menghindarkan
diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau bertindak keras
terhadap para guru, staf, dan para siswa.
2.
Sebaliknya kepala sekolah harus mampu
melakukan perbuatan yang melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat
dan percaya diri terhadap para guru, staf, dan para siswa.[3]
Fungsi kepala sekolah dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a. fungsi kepala sekolah sebagai pajabat
formal
Ø Sebagai pejabat formal, kepala sekolah diangkat dengan surat
keputusan oleh atasan yang memiliki kewenangan dalam pengangkatan
Ø Pejabat formal memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas serta hak-hak dan sanksi yang perlu
dilaksanakan dan dipatuhi
Ø Sebagai pejabatb formal secara hierarkis memiliki atasan langsung,
atasan yang lebih tinggi dan memiliki bawahan.
Ø Sebagai pejabat formal kepala sekolah mempunyai hak, kepangkatan,
gaji, dan karir
Ø Sebagai pejabat formal kepala sekolah terikat oleh kewajiban dan peraturan
Ø Kepala sekolah berkewajiban dan bertanggung jawab atas keberhasilan
sekolah dalam mencapai misinya
Ø Sebagai pejabat formal kepala sekolah sewaktu-waktu dapat dapat
diganti, diberhentikan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
Ø Sebagai pejabat formal karier kepala sekolah dapat dikembangkan ke jabatan
yang lebih tinggi
b.
fungsi
kepala sekolah antarperseorangan
Ø lambang (Figurehead)
Sebagai
lambang kepala sekolah mempunyai kedudukan yang selalu melekat dengan sekolah.
Kepala sekolah dianggap sebagai lambang sekolah.
Ø Kepemimpinan (Leadership)
Peranan
sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab kepala sekolah untuk menggerakkan
seluruh sumber daya yang ada disekolah dan juga pengontrol segala aktifitas
guru, staf, dan siswa
Ø Penghubung (Liasio)
Kepala
sekolah berperan m enjadi penghubung antara kepentingan sekolah dengan
lingkungan diluar sekolah. Fungsi Leasion kepala sekolah menjadi alat
perantara antara wakil-wakil para guru, staf, siswa dalam menyelesaikan
kepentingan mereka.
c.
fungsi
kepala sekolah sebagai pusat urat syaraf sekolah
Ø Sebagai monitor, kepala
sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan, yaitu kemungkinan
adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap penampilan sekolah,
seperti gosip dan kabar angin
Ø Sebagai disseminator , kepala sekolah bertanggung jawab
untuk menyebarluaskan dan membagi-bagi informasi kepada para guru, staf, siswa,
dan orang tua murid
Ø Spokesman, kepala sekolah menyebarkan informasi kepada lingkungan di luar yang
dianggap perlu.
Menurut Stoner ada delapan fungsi seorang kepala sekolah yaitu:
a.
Kepala
sekolah bekerja dengan orang lain dan melalui orang lain (work with and
through other people)
Pengertian
orang lain tidak hanya para guru, staf, siswa, dan para orang tua siswa,
melainkan termasuk atasan kepala sekolah, para kepala sekolah lain serta
pihak-pihak yang perlu berhubungan dan bekerja sama. Disini kepala sekolah berlaku sebagai saluran
komunikasi lingkungan sekolah.
b.
Kepala
sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan (responsible and accountable)
Kepala
sekolah bertanggung jawab atas segala tindakan bawahan yang dilakukan oleh
bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, staf, siswa, dan orang tua
siswa tidak dapat lepas dari tanggung jawab kepala sekolah.
c.
Kepala
sekolah harus berpikir secara analistik dan konsepsional (must think analytically
and conseptionally)
Kepala
sekolah harus dapat memecahkan persoalan
melalui suatu analis, kemudian menyelesaikan persoalan denga satu solusi yang feasible.
d.
Kepala
sekolah sebagai juru penengah (mediators)
Dalam
lingkungan sekolah sebagai suatu
organisasi, di dalamnya terdiri manusia yang mempunyai latar belakang yang
berbeda-beda, perangai, keinginan, pendidikan, dan latar belakang kehidupan
sosial. Sehingga timbul konflik satu dengan yang lainnya. Untuk itu kepala
sekolah harus turun tangan sebagai pelerai atau penengah.
e.
Kepala
sekolah harus politisi (politicians)
Kepala
sekolah harus selalu berusaha untuk meningkatkan tujuan organisasi serta
mengembangkan program ke depan. Sebagai seorang politisi kepala sekolah harus
dapat membangun hubungan kerja sama.
f.
Kepala
sekolah adalah seorang diplomat
Sebagai
diplomat dalam berbagai macam pertemuan
kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah ynag dipimpinnya.
g.
Kepala
sekolah sebagai pengambil keputusan yang sulit (make difficult decisions)
Sekolah
sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan, kesulitan dana, persoalan
pegawai, perbedaan pendapat, dan lain sebagainya. Apabila terjadi
kesulitan-kesulitan seperti itu, kepala sekolah diharapkan berperan sebagai
orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit.[4]
C. Tugas dan Fungsi Wakil Kepala Sekolah
Di dalam kehidupan sekolah, kepala sekolah adalah pemegang komando di
sekolah dan dapat memerintah atau memberikan tugas kepada wakil kepala (waka), guru, karyawan
maupun murid di sekolah yang dipimpinnya. Hubungan antara kepala
sekolah dengan waka adalah bentuk hubungan komando; artinya kepala sekolah atas
nama jabatannya memiliki hak untuk memerintah wakil kepala sekolah yang ada
sebagai bawahanya,
Jadi dari penjelasan di
atas jelaslah kepada kita bahwa tugas umum wakil kepala sekolah adalah membantu
dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam :
1.
Menyusun perencanaan,
membuat program kegiatan dan program pelaksanaan
2.
Pengorganisasian
3.
Pengarahan
4.
Ketenagaan
5.
Pengkoordinasian
6.
Pengawasan
7.
Penilaian
8.
Identifikasi dan
pengumpulan data
9.
Mewakili Kepala Sekolah
untuk menghadiri rapat khususnya yang berkaitan dengan masalah
pendidikan
10.
Membuat laporan secara
berkala[5]
Adapun tugas-tugas khusus
setiap wakil kepala sekolah adalah sebagai berikut :
1. Tugas Wakil Bidang
Kurikulum
Membantu dan
bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:
1. Menyusun program pengajaran
2. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan
3. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran
4. Menyusun jadwal evaluasi belajar dan pelaksanaan ujian akhir
5. Menerapkan kriteria persyaratan kenaikan kelas dan ketamatan
6. Mengatur jadwal penerimaan rapor dan STTB
7. Mengkoordinasikan, menyusun dan mengarahkan penyusunan kelengkapan mengajar
8. Mengatur pelaksaan program perbaikan dan pengayaan
9. Mengatur pengembangan MGMP/MGBP dan koordinator mata pelajaran
10. Melakukan supervisi administrasi akademis
11. Melakukan pengarsipan program kurikulum
12. Penyusunan laporan secara berkala
2. Tugas Wakil Bidang Kesiswaan
Membantu dan
bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:
1. Menyusun program pembinaan kesiswaan (OSIS), meliputi: Kepramukaan, PMR,
KIR, UKS, PKS, Paskibraka, pesantren kilat.
2. Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan kesiswaan/OSIS
dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah serta pemilihan
pengurus OSIS
3. Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi
4. Menyusun jadwal dan pembinaan serta secara berkala dan insidental
5. Membina dan melaksanakan koordinasi 9 K
6. Melaksanakan pemilihan calon siswa berprestasi dan penerima bea siswa
7. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar
sekolah
8. Mengatur mutasi siswa
9. Menyusun dan membuat kepanitiaan Penerimaan Siswa Baru dan pelaksanaan MOS
10. Menyusun dan membuat jadwal kegiatan akhir tahun sekolah
11. Menyelenggarakan cerdas cermat dan olah raga prestasi
12. Membuat laporan kegiatan kesiswaan secara berkala
3. Tugas Wakil Bidang Sarana dan Prasarana
Membantu dan
bertanggung jawab kepada Kepala
1. Menyusun program pengadaan sarana dan prasarana
2. Mengkoordinasikan penggunaan sarana prasarana
3. Pengelolaan pembiayaan alat-alat pengajaran
4. Mengelola perawatan dan perbaikan sarana prasarana
5. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan data sekolah keseluruhan
6. Melaksanakan pembukuan sarana dan prasarana
7. Menyusun laporan secara berkala
D.
Kunci Sukses Kepemimpinan Kepala Sekolah
1.
Pentingnya
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan
pendidikan ini berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan
kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam
situasi yang kondusif. Dalam hal ini, perilaku kepala sekolah harus dapat
mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh
pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.
Perilaku instrumental kepala sekolah merupakan tugas-tugas yang diorientasikan
dan secara langsung diklarifikasi dalam peranan dan tugas-tugas para guru,
sebagai individu dan sebagai kelompok. Perilaku kepala sekolah yang positif dapat
mendorong, mengarahkan dan memotivasi seluruh warga sekolah untuk bekerja sama
daam mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah.
Kinerja
kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat
dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan manajemen sekolah untuk
mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dam efisien, produktif dan
akuntabel. Oleh karena itu, kepala sekolah memiliki posisi yang sangat penting
dalam menggerakkan manajemen sekolah agar dapat berjalan sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan perkembangan kebutuhan zaman; khususnya kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, budaya dan seni. Pentingnya kepemimpinan kepala sekolah
ini perlu lebih ditekankan lagi, terutama dalam kaitanya dengan kebijakan
otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan. Dalam desentralisasi pendidikan
yang menekankan pada manajemen berbasis sekolah, kepala sekolah memiliki
otonomi yang tinggi dalam memajukan dan mengembangkan sekolahnya.
Dalam
konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan, kepala sekolah memiliki
peran yang sangat penting dalam mewujudkan sekolah yang efektif dan
pembelajaran yang berkualitas. Kepemimpina kepala sekolah yang efektif antara
lain dapat dianalisis berdasarkan kriteria berikut ini.
a)
Mampu
memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan serta seluruh warga sekolah
lainnya untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas, lancar dan produktif.
b)
Dapat
menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara tepat waktu dan tepat sasaran.
c)
Mampu
menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan
mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah serta tujuan
pendidikan.
d)
Mampu
menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan pendidik
dan tenaga kependidikan lain di sekolah.
e)
Dapat
bekerja secara kolaboratif dengan tim manajemen sekolah.
f)
Dapat
mewujudkan tujuan sekolah secara efektif, efisien, produktif, dan akuntabel
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.[6]
E.
Sepuluh Kunci Sukses Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan berbagai tugas dan
fungsi yang harus diembannya dalam mewujudkan sekolah efektif, produktif,
mandiri dan akuntabel. Dari berbagai tugas dan fungsi tersebut, sedikitnya
terdapat sepuluh kunci kepemimpinan, yaitu:
a)
Visi
yang Utuh
b)
Tanggung
Jawab
c)
Keteladanan
d)
Memberdayakan
Staf
e)
Mendengarkan
Orang Lain (Listening)
f)
Memberikan
Layanan Prima
g)
Mengembangkan
Orang
h)
Memberdayakan
Sekolah
i)
Fokus
pada Peserta Didik
j)
Manajemen
yang Mengutamakan Praktik[7]
F.
Kepala Sekolah Ideal
Ciri-Ciri Kepala Sekolah Ideal adalah sebagai berikut:
1)
Fokus
pada kelompok. Kepemimpinan kepala lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok
kerja yang memiliki tugas atau fungsi masing-masing, tidak memfokus kepada
individu. Hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerja sama dalam
kelompok. Motivasi individu akan menjadi tugas semua orang dalam kelompok, jadi
kelompok kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap anggota dalam kelompok.
Karena pimpinan selalu menilai kinerja kelompok, bukan individu. Maka setiap
kelompok akan berusaha memacu kerja sama yang sebaik-baiknya, kalau perlu
dengan menarik teman sekelompoknya yang kurang benar kerjanya.
2)
Melimpahkan
wewenang. Seorang kepala sekolah tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam
segala hal, tetapi hanya melakukannya dalam ha-hal yang akan lebih baik kalau
dia yang memutuskannya. Sisanya diserahkan wewenangnya kepada kelompok-kelompok
yang ada di bawah pengawasannya.
3)
Merangsang
kreativitas.Setiap upaya meningkatkan mutu kinerja, apakah itu dalam
menghasilkan barang atau menghasilkan jasa, pada dasarnya selalu diperlukan
adanya perubahan cara kerja. Jadi, kalau diinginkan adanya mutu yang lebih baik
jangan takut menghadapi perubahan, sebab tanpa perubahan tidak akan terjadi
peningkatan mutu kinerja.
4)
Memberi
semangat dan motivasi. Seorang pemimpin pendidikan harus selalu mendambakan
pembaharuan, sebab dia tahu bahwa hanya dengan pembaharuan akan dapat
dihasilkan mutu pendidikan yang lebih baik. Oleh karena itu, dia harus selalu
mendorong semua orang dalam lembaganya untuk berani melakukan inovasi-inovasi,
baik itu menyangkut cara kerja maupun barang dan jasa yang dihasilkan.
5)
Memikirkan
program penyertaan bersama. Seorang kepala sekolah harus selalu mengupayakan
adanya kerjasama dalam tim, kelompok, atau unit-unit organisasi.
Program-program mulai dari tahap perencanaan sampai implementasi dan
evaluasinya dilaksanakan malalui kerjasama, dan bukan program sendiri-sendiri
yang bersifat individual.
6)
Kreatif
dan proaktif. Seorang kepala sekolah harus selalu bertindak kreatif dan
proaktif yang bersifat preventif dan antisipatif. Kepala sekolah tidak hanya
bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan bila sudah terjadi masalah.
Kepala sekolah yang kreatif dan proaktif selalu bertindak untuk mencegah
munculnya masalah dan kesulitan di masa yang akan datang. Setiap rencana
tindakan sudah dipikirkan akibat dan konsekuensi yang bakal muncul, dan
kemudian dipikirkan cara mengeliminasi hal-hal yang bersifat negatif atau
berusaha meminimalkannya.
7)
Memperhatikan
sumber daya manusia. Orang sumber daya yang paling utama dan paling berharga
dalam setiap organisasi. Oleh karena itu, SDM harus selalu mendapat perhatian
yang besar dari pimpinan pendidikan dalam arti selalu diupayakan untuk lebih
diberdayakan agar kemampuan-kemampuannya selalu meningkat dari waktu ke waktu.
Dengan kemampuan yang meningkat itulah, SDM dapat diharapkan untuk meningkatkan
mutu kinerjanya.
8)
Membicarakan
persaingan. Jika membicarakan mutu, maka aka terlintas adanya mutu yang tinggi
dan rendah. Bila dikatakan bahwa kinerja suatu organisasi itu tinggi karena
dibandingkan dengan mutu organisasi lain yang kenyataannya lebih rendah.
Artinya, mutu tentang segala sesuatu itu sifatnya relatif, bukan absolut.
Kepala sekolah dianjurkan melakukan pembandingan dengan sekolah lain,
membandingkan mutu sekolahnya dengan sekolah lain yang sejenis. Kegiata ini
disebut benchmarking. Kepala sekolah harus selalu berusaha menyamai mutu
sekolah lain, bahkan harus senantiasa berusaha melampui mutu sekolah lain. Bila
kepala sekolah membicarakan mutu sekolah lain dan kemudian ingin menyamai atau
melebihi mutunya, berarti dia sedang membicarakan persaingan.
9)
Membangun
karakter, budaya dan iklim organisasi. Karakter
suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan perilaku orang-orangnya. Sikap
dan perilaku organisasi yang cenderung menimbulkan rasa senang dan puas pada
pihak pelanggan-pelanggannya perlu dibina oleh pimpinan. Denikian pula budaya
organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai tertentu yang relevan dengan mutu
yang diinginkan oleh organisasi itu juga perlu dibina. Nilai-nilai yang
merupakan bagian dari budaya organisasi itu harus menjadi pedoman dalam
bersikap dan berperilku dalam organisasi. Meskipun demikian, karakter dan
budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan berkembang bila iklim organisasi
itu menunjang. Oleh karena itu, pimpinan juga harus selalu membina iklim
organisasinya agar kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter dan budaya
organisasi tersebut.
10)
Kepemimpinan
yang tersebar. Pimpinan kependidikan jangan berusaha memusatkan kepemimpinan
pada dirinya, tetapi harus meyebarkan kepemimpinannya pada orang-orang lain,
dan hanya menyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang
pemimpin. Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah pengambilan keputusan dan
pengaruh pada orang lain. Pengambilan tentang kebijaksanaan organisasi tetap di
tangan pimpinan atas, dan lainnya yang bersifat operasional atau bersifat
teknis disebrkan kepada orang-orang lain sesuai dengan kedudukan dan tugasnya.
11)
Bekerja
sama dengan masyarakat. Dalam era desentralisasi pendidikan sekarang ini kerja
sama dengan masyarakat sudah menjadi bagian penting dalam mengendalikan roda
perjalanan organisasi pendidikan. Stein dan Kanter melembagakan satu set
respons eksternal dan internal, struktur partisipasi dan pemecahan masalah, di
samping tugas-tugas rutin dalam lembaga pendidikan. Kegiatan internal dan
eksternal, serta kegiatan rutin dan non-rutin berjalan bersama-sama.
Masalah-masalah yang muncul dicari kaitannya baik di dalam lembaga itu sendiri
maupun di masyarakat, supaya dapat diselesaikan secara lebih mudah dan lebih
tuntas.
G. Sikap dan Perilaku yang Perlu
Dimiliki Kepala Sekolah
Sikap dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai
berikut:
a.
Memiliki
tanggung jawab terhadap jabatan yang dipercayakan kepadanya.
b.
Memiliki
kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk mencapai sesuatu yang bermakna selama
menduduki jabatannya.
c.
Menegakkan
disiplin waktu dengan penuh kesadaran bahwa disiplin merupakan kunci
keberhasilan.
d.
Melaksanakan
setiap tugas dan kegiatan dengan penuh tanggung jawab, dan selalu jelas makna (value)
dari setiap kegiatan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu lulusan.
e.
Proaktif
(berinisiatif melakukan sesuatu yang diyakini baik) untuk peningkatan mutu
pendidikan di sekolah, tidak hanya reaktif (hanya melakukan kegiatan jika ada
petunjuk).
f.
Memiliki
kemauan dan keberanian untuk menuntaskan setiap masalah yang dihadapi oleh
sekolahnya.
g.
Menjadi
leader yang komunikatif dan motivator bagi stafnya untuk lebih berprestasi,
serta tidak bersikap bossy (pejabat yang hanya mau dihormati dan
dipatuhi).
h.
Memiliki
kepekaan dan merasa ikut bersalah terhadap sesuatu yang kurang pas, serta
berusaha untuk mengoreksinya.
i.
Berani
mengoreksi setiap kesalahan secara tegas dan bertindak bijaksana, serta tidak
permisif (mudah mengerti, maklum dan memaafkan kesalahan).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kepala sekolah merupakan motor
penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana
tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Kepemimpinan
kepala sekolah yang efektif adalah:
·
Mampu memberdayakan guru-guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif
·
Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan
·
Mampu menjalin hubungan dengan masyarakat dalam
rangka mewujudkan misi sekolah dan pendidikan
·
Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan
·
Berhasil mewujudkan tujuan sekolah sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Ada tiga keterampilan yang harus dimiliki
oleh kepala sekolah untuk menyukseskan kepemimpinannya yaitu:
·
Keterampilan konseptual; yaitu keterampilan
untuk memahami dan mengoperasikan organisasi
·
Keterampilan manusiawi; yaitu keterampilan
bekerja sama, memotivasi, dan memimpin
·
Keterampilan teknik; yaitu ketrampilan
dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, serta perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas Soeroso, Sosiologi SMA, Jakarta: Penerbit
Yudistira, 2008.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Penerbit
PT Remaja Rosadakarya, 2002.
Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2011.
Murniati,
Implementasi Manajemen Stratejik, Bandung: Penerbit Citapustaka
Media Perintis, 2009.
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Jakarta: Penerbit PT RajaGrafindo Persada, 1995.
[1]Wahjosumidjo,
Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta:Penerbit PT RajaGrafindo, 1995), hal. 83.
[2]Murniati,
Implementasi Manajemen Stratejik, (Bandung;Penerbit Citapustaka Media
Perintis, 2009), hal. 54.
[6] Mulyasa, Manajemen dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta:Penerbit Bumi Aksara, 2011), hal.17.
[7] Ibid., hal. 22.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar