manajemen kepala sekolah


MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH
Di
s
u
s
u
n
Oleh:
KELOMPOK 
HUSNUL KHATIMAH
NUR AZIZAH
RAHMALIA
RISNA MAULIZA

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2012 M/1433 H

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Manajemen sebagai salah satu kepemimpinan sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Dengan sangat berat seolah-olah kepemimpinan dipaksa mengahadapi berbagai macam faktor seperti: struktur atau tatanan, kondisi lingkungan organisasi, dan kekuasaan. Maju dan mundurnya suatu organisasi sangat berpengaruh pada pemimpinnya.
Sekolah adalah lembaga bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi didalamnya terdapat berbagai dimensi yang saling berkaitan. Dan sifat unik, menunjukkan bahwa sekolah sebagai organisasimemiliki cirri-ciri tertentu yang tidak dimiliki organisasi-organisasi lain. Sekolah memiliki karakter tersendiri, di mana terjadi proses belajar mengajar, tempat terselenggaraannya pembudayaan kehidupan umat manusia. Sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah.
Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami  keberadaan sekolah sebagai organisasi, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseong yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi bagi para staf dan para siswa, kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas nya, dan para kepala sekolah yang menentukan bagi sekolahnya. Betapa penting peranan kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah mencapai tujuan. Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah dan kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demikeberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa.


BAB II
MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH
A.   Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah berasal  dari dua kata yaitu ‘kepala’ dan ‘sekolah’. Kata kepala dapat diartikan ‘ketua’ atau ‘pemimpin’ dalam suatu organisasi atau suatu lembaga. Dan ‘sekolah’ adalah sebuah lembaga yang menjadi tempat belajar dan menerima pelajaran.  Maka dengan demikian kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai ”seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapa pun yang akan diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan tertentu seperti: latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat, dan integritas.[1]
Kepala sekolah adalah suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran, supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran. Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan besar dalam mengembangkan mutu pendidikan sekolah.[2]



B.   Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah
a.       Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
        Tugas dan tanggung jawab kepemimpinan kepala sekolah dirumuskan dalam 11 langkah sebagai berikut:
a.    Memahami misi dan tugas pokoknya;
b.    Mengetahui jumlah pembantunya;
c.    Mengetahui nama-nama pembantunya;
d.   Memahami tugas setiap pembantunya;
e.    Memperhatikan kehadiran pembantunya;
f.     Memperhatikan peralatan yang dipakai pembantunya;
g.    Menilai pembantunya;
h.    Memperhatikan karier pembantunya;
i.      Memperhatikan kesejahteraan;
j.      Menciptakan suasana kekeluargaan;
k.    Memberikan laporan kapada atasannya.

b.    Fungsi kepemimpinana kepala sekolah.
Menurut Koontz, agar suatu organisasi sekolah berhasil mencapai tujuan atau misi nya, kepala sekolah harus mampu menggerakkan para guru, staf, dan para siswa. Oleh karena nya kepala sekolah harus:
1.         Menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau bertindak keras terhadap para guru, staf, dan para siswa.
2.     Sebaliknya kepala sekolah harus mampu melakukan perbuatan yang melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri terhadap para guru, staf, dan para siswa.[3]


Fungsi kepala sekolah dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a.    fungsi kepala sekolah sebagai pajabat formal
Ø  Sebagai pejabat formal, kepala sekolah diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang memiliki kewenangan dalam pengangkatan
Ø  Pejabat formal memiliki tugas dan tanggung jawab yang  jelas serta hak-hak dan sanksi yang perlu dilaksanakan dan dipatuhi
Ø  Sebagai pejabatb formal secara hierarkis memiliki atasan langsung, atasan yang lebih tinggi dan memiliki bawahan.
Ø  Sebagai pejabat formal kepala sekolah mempunyai hak, kepangkatan, gaji, dan karir
Ø  Sebagai pejabat formal kepala sekolah  terikat oleh kewajiban dan peraturan
Ø  Kepala sekolah berkewajiban dan bertanggung jawab atas keberhasilan sekolah dalam mencapai misinya
Ø  Sebagai pejabat formal kepala sekolah sewaktu-waktu dapat dapat diganti, diberhentikan  sesuai dengan ketentuan  yang berlaku
Ø  Sebagai pejabat formal karier kepala sekolah dapat dikembangkan ke jabatan yang lebih tinggi
b.    fungsi kepala sekolah antarperseorangan
Ø  lambang (Figurehead)
Sebagai lambang kepala sekolah mempunyai kedudukan yang selalu melekat dengan sekolah. Kepala sekolah dianggap sebagai lambang sekolah.
Ø  Kepemimpinan (Leadership)
Peranan sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab kepala sekolah untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada disekolah dan juga pengontrol segala aktifitas guru, staf, dan siswa
Ø  Penghubung (Liasio)
Kepala sekolah berperan m enjadi penghubung antara kepentingan sekolah dengan lingkungan diluar sekolah. Fungsi Leasion kepala sekolah menjadi alat perantara antara wakil-wakil para guru, staf, siswa dalam menyelesaikan kepentingan mereka.
c.    fungsi kepala sekolah sebagai pusat urat syaraf sekolah
Ø   Sebagai monitor, kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan, yaitu kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap penampilan sekolah, seperti gosip dan kabar angin
Ø  Sebagai disseminator , kepala sekolah bertanggung jawab untuk menyebarluaskan dan membagi-bagi informasi kepada para guru, staf, siswa, dan orang tua murid
Ø  Spokesman, kepala sekolah menyebarkan informasi kepada lingkungan di luar yang dianggap perlu.
Menurut Stoner ada delapan fungsi seorang kepala sekolah yaitu:
a.    Kepala sekolah bekerja dengan orang lain dan melalui orang lain (work with and through other people)
Pengertian orang lain tidak hanya para guru, staf, siswa, dan para orang tua siswa, melainkan termasuk atasan kepala sekolah, para kepala sekolah lain serta pihak-pihak yang perlu berhubungan dan bekerja sama.  Disini kepala sekolah berlaku sebagai saluran komunikasi lingkungan sekolah.
b.    Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan (responsible and accountable)
Kepala sekolah bertanggung jawab atas segala tindakan bawahan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, staf, siswa, dan orang tua siswa tidak dapat lepas dari tanggung jawab kepala sekolah.
c.    Kepala sekolah harus berpikir secara analistik dan konsepsional (must think analytically and conseptionally)
Kepala sekolah  harus dapat memecahkan persoalan melalui suatu analis, kemudian menyelesaikan persoalan denga satu solusi yang feasible.
d.   Kepala sekolah sebagai juru penengah (mediators)
Dalam lingkungan  sekolah sebagai suatu organisasi, di dalamnya terdiri manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, perangai, keinginan, pendidikan, dan latar belakang kehidupan sosial. Sehingga timbul konflik satu dengan yang lainnya. Untuk itu kepala sekolah harus turun tangan sebagai pelerai atau penengah.
e.    Kepala sekolah harus politisi (politicians)
Kepala sekolah harus selalu berusaha untuk meningkatkan tujuan organisasi serta mengembangkan program ke depan. Sebagai seorang politisi kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama.
f.     Kepala sekolah adalah seorang diplomat
Sebagai diplomat  dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah ynag dipimpinnya.
g.    Kepala sekolah sebagai  pengambil keputusan  yang sulit (make difficult decisions)
Sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan, kesulitan dana, persoalan pegawai, perbedaan pendapat, dan lain sebagainya. Apabila terjadi kesulitan-kesulitan seperti itu, kepala sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit.[4]


C.   Tugas dan Fungsi Wakil Kepala Sekolah
Di dalam kehidupan sekolah, kepala sekolah adalah pemegang komando di sekolah dan dapat memerintah atau memberikan tugas kepada wakil kepala (waka), guru, karyawan maupun murid di sekolah yang dipimpinnya. Hubungan antara kepala sekolah dengan waka adalah bentuk hubungan komando; artinya kepala sekolah atas nama jabatannya memiliki hak untuk memerintah wakil kepala sekolah yang ada sebagai bawahanya,
   Jadi dari penjelasan di atas jelaslah kepada kita bahwa tugas umum wakil kepala sekolah adalah membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam :
1.         Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan program pelaksanaan
2.         Pengorganisasian
3.         Pengarahan
4.         Ketenagaan
5.         Pengkoordinasian
6.         Pengawasan
7.         Penilaian
8.         Identifikasi dan pengumpulan data
9.         Mewakili Kepala Sekolah untuk menghadiri rapat khususnya yang berkaitan dengan   masalah pendidikan
10.     Membuat laporan secara berkala[5]

          Adapun tugas-tugas khusus setiap wakil kepala sekolah adalah sebagai berikut :
1. Tugas Wakil Bidang Kurikulum
Membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:
1.      Menyusun program pengajaran
2.      Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan
3.      Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran
4.      Menyusun jadwal evaluasi belajar dan pelaksanaan ujian akhir
5.      Menerapkan kriteria persyaratan kenaikan kelas dan ketamatan
6.      Mengatur jadwal penerimaan rapor dan STTB
7.      Mengkoordinasikan, menyusun dan mengarahkan penyusunan kelengkapan mengajar
8.      Mengatur pelaksaan program perbaikan dan pengayaan
9.      Mengatur pengembangan MGMP/MGBP dan koordinator mata pelajaran
10.  Melakukan supervisi administrasi akademis
11.  Melakukan pengarsipan program kurikulum
12.  Penyusunan laporan secara berkala

2. Tugas Wakil Bidang Kesiswaan
Membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:
1.      Menyusun program pembinaan kesiswaan (OSIS), meliputi: Kepramukaan, PMR, KIR, UKS, PKS, Paskibraka, pesantren kilat.
2.      Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan kesiswaan/OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah serta pemilihan pengurus OSIS
3.      Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi
4.      Menyusun jadwal dan pembinaan serta secara berkala dan insidental
5.      Membina dan melaksanakan koordinasi 9 K
6.      Melaksanakan pemilihan calon siswa berprestasi dan penerima bea siswa
7.      Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar  sekolah
8.      Mengatur mutasi siswa
9.      Menyusun dan membuat kepanitiaan Penerimaan Siswa Baru dan pelaksanaan MOS
10.  Menyusun dan membuat jadwal kegiatan akhir tahun sekolah
11.  Menyelenggarakan cerdas cermat dan olah raga prestasi
12.  Membuat laporan kegiatan kesiswaan secara berkala

3. Tugas Wakil Bidang Sarana dan Prasarana
Membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala
1.      Menyusun program pengadaan sarana dan prasarana
2.      Mengkoordinasikan penggunaan sarana prasarana
3.      Pengelolaan pembiayaan alat-alat pengajaran
4.      Mengelola perawatan dan perbaikan sarana prasarana
5.      Bertanggung jawab terhadap kelengkapan data sekolah keseluruhan
6.      Melaksanakan pembukuan sarana dan prasarana
7.      Menyusun laporan secara berkala

D.   Kunci Sukses Kepemimpinan Kepala Sekolah
1.      Pentingnya Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan pendidikan ini berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Dalam hal ini, perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Perilaku instrumental kepala sekolah merupakan tugas-tugas yang diorientasikan dan secara langsung diklarifikasi dalam peranan dan tugas-tugas para guru, sebagai individu dan sebagai kelompok. Perilaku kepala sekolah yang positif dapat mendorong, mengarahkan dan memotivasi seluruh warga sekolah untuk bekerja sama daam mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah.
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dam efisien, produktif dan akuntabel. Oleh karena itu, kepala sekolah memiliki posisi yang sangat penting dalam menggerakkan manajemen sekolah agar dapat berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan kebutuhan zaman; khususnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan seni. Pentingnya kepemimpinan kepala sekolah ini perlu lebih ditekankan lagi, terutama dalam kaitanya dengan kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan. Dalam desentralisasi pendidikan yang menekankan pada manajemen berbasis sekolah, kepala sekolah memiliki otonomi yang tinggi dalam memajukan dan mengembangkan sekolahnya.
Dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan, kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan sekolah yang efektif dan pembelajaran yang berkualitas. Kepemimpina kepala sekolah yang efektif antara lain dapat dianalisis berdasarkan kriteria berikut ini.
a)         Mampu memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan serta seluruh warga sekolah lainnya untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas, lancar dan produktif.
b)        Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara tepat waktu dan tepat sasaran.
c)         Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah serta tujuan pendidikan.
d)        Mampu menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan pendidik dan tenaga kependidikan lain di sekolah.
e)         Dapat bekerja secara kolaboratif dengan tim manajemen sekolah.
f)         Dapat mewujudkan tujuan sekolah secara efektif, efisien, produktif, dan akuntabel sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.[6]

E.   Sepuluh Kunci Sukses Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan berbagai tugas dan fungsi yang harus diembannya dalam mewujudkan sekolah efektif, produktif, mandiri dan akuntabel. Dari berbagai tugas dan fungsi tersebut, sedikitnya terdapat sepuluh kunci kepemimpinan, yaitu:
a)    Visi yang Utuh
b)   Tanggung Jawab
c)    Keteladanan
d)   Memberdayakan Staf
e)    Mendengarkan Orang Lain (Listening)
f)    Memberikan Layanan Prima
g)   Mengembangkan Orang
h)   Memberdayakan Sekolah
i)     Fokus pada Peserta Didik
j)     Manajemen yang Mengutamakan Praktik[7]

F.    Kepala Sekolah Ideal
Ciri-Ciri Kepala Sekolah Ideal adalah sebagai berikut:
1)        Fokus pada kelompok. Kepemimpinan kepala lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok kerja yang memiliki tugas atau fungsi masing-masing, tidak memfokus kepada individu. Hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerja sama dalam kelompok. Motivasi individu akan menjadi tugas semua orang dalam kelompok, jadi kelompok kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap anggota dalam kelompok. Karena pimpinan selalu menilai kinerja kelompok, bukan individu. Maka setiap kelompok akan berusaha memacu kerja sama yang sebaik-baiknya, kalau perlu dengan menarik teman sekelompoknya yang kurang benar kerjanya.
2)        Melimpahkan wewenang. Seorang kepala sekolah tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam segala hal, tetapi hanya melakukannya dalam ha-hal yang akan lebih baik kalau dia yang memutuskannya. Sisanya diserahkan wewenangnya kepada kelompok-kelompok yang ada di bawah pengawasannya.
3)        Merangsang kreativitas.Setiap upaya meningkatkan mutu kinerja, apakah itu dalam menghasilkan barang atau menghasilkan jasa, pada dasarnya selalu diperlukan adanya perubahan cara kerja. Jadi, kalau diinginkan adanya mutu yang lebih baik jangan takut menghadapi perubahan, sebab tanpa perubahan tidak akan terjadi peningkatan mutu kinerja.
4)        Memberi semangat dan motivasi. Seorang pemimpin pendidikan harus selalu mendambakan pembaharuan, sebab dia tahu bahwa hanya dengan pembaharuan akan dapat dihasilkan mutu pendidikan yang lebih baik. Oleh karena itu, dia harus selalu mendorong semua orang dalam lembaganya untuk berani melakukan inovasi-inovasi, baik itu menyangkut cara kerja maupun barang dan jasa yang dihasilkan.
5)        Memikirkan program penyertaan bersama. Seorang kepala sekolah harus selalu mengupayakan adanya kerjasama dalam tim, kelompok, atau unit-unit organisasi. Program-program mulai dari tahap perencanaan sampai implementasi dan evaluasinya dilaksanakan malalui kerjasama, dan bukan program sendiri-sendiri yang bersifat individual.
6)        Kreatif dan proaktif. Seorang kepala sekolah harus selalu bertindak kreatif dan proaktif yang bersifat preventif dan antisipatif. Kepala sekolah tidak hanya bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan bila sudah terjadi masalah. Kepala sekolah yang kreatif dan proaktif selalu bertindak untuk mencegah munculnya masalah dan kesulitan di masa yang akan datang. Setiap rencana tindakan sudah dipikirkan akibat dan konsekuensi yang bakal muncul, dan kemudian dipikirkan cara mengeliminasi hal-hal yang bersifat negatif atau berusaha meminimalkannya.
7)        Memperhatikan sumber daya manusia. Orang sumber daya yang paling utama dan paling berharga dalam setiap organisasi. Oleh karena itu, SDM harus selalu mendapat perhatian yang besar dari pimpinan pendidikan dalam arti selalu diupayakan untuk lebih diberdayakan agar kemampuan-kemampuannya selalu meningkat dari waktu ke waktu. Dengan kemampuan yang meningkat itulah, SDM dapat diharapkan untuk meningkatkan mutu kinerjanya.
8)        Membicarakan persaingan. Jika membicarakan mutu, maka aka terlintas adanya mutu yang tinggi dan rendah. Bila dikatakan bahwa kinerja suatu organisasi itu tinggi karena dibandingkan dengan mutu organisasi lain yang kenyataannya lebih rendah. Artinya, mutu tentang segala sesuatu itu sifatnya relatif, bukan absolut. Kepala sekolah dianjurkan melakukan pembandingan dengan sekolah lain, membandingkan mutu sekolahnya dengan sekolah lain yang sejenis. Kegiata ini disebut benchmarking. Kepala sekolah harus selalu berusaha menyamai mutu sekolah lain, bahkan harus senantiasa berusaha melampui mutu sekolah lain. Bila kepala sekolah membicarakan mutu sekolah lain dan kemudian ingin menyamai atau melebihi mutunya, berarti dia sedang membicarakan persaingan.
9)        Membangun karakter, budaya dan iklim organisasi.  Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan perilaku orang-orangnya. Sikap dan perilaku organisasi yang cenderung menimbulkan rasa senang dan puas pada pihak pelanggan-pelanggannya perlu dibina oleh pimpinan. Denikian pula budaya organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai tertentu yang relevan dengan mutu yang diinginkan oleh organisasi itu juga perlu dibina. Nilai-nilai yang merupakan bagian dari budaya organisasi itu harus menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilku dalam organisasi. Meskipun demikian, karakter dan budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan berkembang bila iklim organisasi itu menunjang. Oleh karena itu, pimpinan juga harus selalu membina iklim organisasinya agar kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter dan budaya organisasi tersebut.
10)    Kepemimpinan yang tersebar. Pimpinan kependidikan jangan berusaha memusatkan kepemimpinan pada dirinya, tetapi harus meyebarkan kepemimpinannya pada orang-orang lain, dan hanya menyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah pengambilan keputusan dan pengaruh pada orang lain. Pengambilan tentang kebijaksanaan organisasi tetap di tangan pimpinan atas, dan lainnya yang bersifat operasional atau bersifat teknis disebrkan kepada orang-orang lain sesuai dengan kedudukan dan tugasnya.
11)    Bekerja sama dengan masyarakat. Dalam era desentralisasi pendidikan sekarang ini kerja sama dengan masyarakat sudah menjadi bagian penting dalam mengendalikan roda perjalanan organisasi pendidikan. Stein dan Kanter melembagakan satu set respons eksternal dan internal, struktur partisipasi dan pemecahan masalah, di samping tugas-tugas rutin dalam lembaga pendidikan. Kegiatan internal dan eksternal, serta kegiatan rutin dan non-rutin berjalan bersama-sama. Masalah-masalah yang muncul dicari kaitannya baik di dalam lembaga itu sendiri maupun di masyarakat, supaya dapat diselesaikan secara lebih mudah dan lebih tuntas.

G.  Sikap dan Perilaku yang Perlu Dimiliki Kepala Sekolah   
   Sikap dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai berikut:
a.    Memiliki tanggung jawab terhadap jabatan yang dipercayakan kepadanya.
b.    Memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk mencapai sesuatu yang bermakna selama menduduki jabatannya.
c.    Menegakkan disiplin waktu dengan penuh kesadaran bahwa disiplin merupakan kunci keberhasilan.
d.   Melaksanakan setiap tugas dan kegiatan dengan penuh tanggung jawab, dan selalu jelas makna (value) dari setiap kegiatan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu lulusan.
e.    Proaktif (berinisiatif melakukan sesuatu yang diyakini baik) untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah, tidak hanya reaktif (hanya melakukan kegiatan jika ada petunjuk).
f.     Memiliki kemauan dan keberanian untuk menuntaskan setiap masalah yang dihadapi oleh sekolahnya.
g.    Menjadi leader yang komunikatif dan motivator bagi stafnya untuk lebih berprestasi, serta tidak bersikap bossy (pejabat yang hanya mau dihormati dan dipatuhi).
h.    Memiliki kepekaan dan merasa ikut bersalah terhadap sesuatu yang kurang pas, serta berusaha untuk mengoreksinya.
i.      Berani mengoreksi setiap kesalahan secara tegas dan bertindak bijaksana, serta tidak permisif (mudah mengerti, maklum dan memaafkan kesalahan).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
               Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif adalah:
·         Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif
·         Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan
·         Mampu menjalin hubungan dengan masyarakat dalam rangka mewujudkan misi sekolah dan pendidikan
·         Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan
·         Berhasil mewujudkan tujuan sekolah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Ada tiga keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk menyukseskan kepemimpinannya yaitu:
·         Keterampilan konseptual; yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi
·         Keterampilan manusiawi; yaitu keterampilan bekerja sama, memotivasi, dan memimpin
·         Keterampilan teknik; yaitu ketrampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.




DAFTAR PUSTAKA

Andreas Soeroso, Sosiologi SMA, Jakarta: Penerbit Yudistira, 2008.

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Penerbit PT Remaja     Rosadakarya, 2002.
Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2011.
 Murniati, Implementasi Manajemen Stratejik, Bandung: Penerbit Citapustaka
Media Perintis, 2009.

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Penerbit PT RajaGrafindo Persada, 1995.


[1]Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta:Penerbit PT RajaGrafindo, 1995),  hal. 83.
[2]Murniati, Implementasi Manajemen Stratejik, (Bandung;Penerbit Citapustaka Media Perintis, 2009),  hal. 54.
[3] Ibid., hal. 85.
[4] Ibid., hal. 97-99.
[5] Andreas Soeroso, Sosiologi SMA, (Jakarta:penerbit Yudistira 2008),  hal. 4.

[6] Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta:Penerbit Bumi Aksara, 2011), hal.17.
[7] Ibid., hal. 22.


Baca Juga Artiker Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DAFTAR ISI