manajemen sarana dan prasarana


Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidika

Di
S
U
S
U
N
Oleh:
Dewi susanti (221121083)
Hussila Wildani (221121)
Khairunnisa’ (221121)
Rina Andriani (221121)

INSTITUT  AGAMA  ISLAM  NEGERI  AR-RANIRY
FAKULTAS TARBIYAH BAHASA ARAB
DARUSSALAM BANDA ACEH 2012-2013






BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan harapan atau cita-cita kita sebagaimana yang tertera dalam undang-undang pendidikan nasional. Berbagai upaya telah banyak yang dilakukan oleh para pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional, seperti: pemantapan pelaksanaan kurikulum, peningkatan jumlah, jenis dan mutu tenaga kependidikan, peningkatan jenis dan mutu sarana prasarana pendidikan dan sebagainya. Dalam kegiatan pengembangan mutu pendidikan ini perlu ditunjang oleh layanan manajemen (pengelolaan) yang teratur dan memadai. Demikian juga peningkatan jenis serta kualitas sarana dan prasarana pendidikan, harus ditunjang oleh perangkat pelayanan manajemen sarana dan prasarana yang tertib sehingga bisa mencapai tiga aspek kegunaan: hasil guna, tepat guna dan daya guna.
Sekolah sebagai suatu intitusi pendidikan dalam melakukan aktifitas atau prosesnya sangat memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Jika mengalami kendala, maka akan mempengaruhi kualitas dan hasil pendidikan. Untuk itu, sarana dan prasarana merupakan komponen penting secara langsung mempengaruhi dan mendukung aktifitas dan proses pembelajaran. Maka ia mutlak harus ada.
Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Adapun prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan. Maka manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana prasarana agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpana serta pemeliharaan atau perawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
  1. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar. Misalnya gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.[1]
Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, khususnya belajar mengajar, tetapi dapat dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar. Misalnya taman sekolah untuk  pengajaran biologi, atau halaman sekolah sebagai lapangan olahraga.[2]
Walaupun, antara sarana dan prasarana mempunyai sedikit perbedaan.  Namun sarana dan prasarana  ini sama-sama digunakan untuk tujuan yang akan dicapai oleh pendidikan yaitu untuk menyalurkan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik agar dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik  sehingga proses belajar mengajar terjadi.
  1. Jenis dan Macam Sarana Pendidikan
1.      Jenis-Jenis sarana pendidikan
a)      Habis tidaknya dipakai
Dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama. 
·         Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh, kapur tulis, beberapa bahan kimia untuk praktik guru dan siswa, dsb. Selain itu, ada sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi, dan kertas karton yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar. Contoh: pita mesin ketik/komputer, bola lampu, dan kertas. 
·         Sarana pendidikan tahan lama Sarana pendidikan tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Contoh, bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa peralatan olah raga. 

b)      Bergerak tidaknya pada saat digunakan.
Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan tidak bergerak. 
  • Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya, contohnya lemari arsip sekolah, bangku, meja dan lain sebagainya. 
  • Sarana pendidikan yang tidak bergerak Sarana pendidikan yang tidak bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, misalnya saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
c)      Hubungannya dengan proses belajar mengajar.
Sarana Pendidikan dibedakan menjadi 3 macam bila ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar, yaitu: alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran. 
·         Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar, misalnya buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktik. 
·         Alat peraga Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai dengan yang konkret. 
·         Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan.

2.      Macam-macam sarana pendidikan
Para pakar pendidikan mengklasifikasikan tiga bagian sarana pendidikan yang berhubungan dengan panca indera. Macam-macam sarana tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Visual
Visual adalah sarana pendidikan yang berhubungan dengan panca indera penglihatan, tetapi tanpa menggunakan panca indera pendengaran. Misalnya gambar, peta, globe, lukisan, dan lain-lain.
b.      Audio
Audio adalah sarana pendidikan yang berhubungan dengan panca indera pendengaran, tetapi tanpa menggunakan panca indera penglihatan. Misalnya tape recorde, rekaman dan radio.
c.       Audio Visual
Audio visual adalah gabungan dari sarana pendidikan audio dan visual, yaitu sarana pendidikan gabungan dari penggunaan panca indera penglihatan dan pendengaran. Misalnya televisi, video, film, dan slide yang di barengi dengan rekaman.[3]


  1. Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Perencanaan ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka  mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Bintoro Tjokroaminoto ialah proses mempersiapakan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Prajudi Atmosudirdjo mendefinisikan perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, dimana, dan bagaimana cara melakukannya.[4]
Aspek perencanaan meliputi:
a.       Apa yang dilakukan
b.      Siapa yang melakukan
c.       Kapan dilakukan
d.       Dimana akan dilakukan
e.        Bagaimana melakukannya
f.       Apa saja yang diperlukan agar tercapainya tujuan yang maksimal
Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas kegiatan untuk dilaksanakan serta sesuai dengan dana dan tingkat kepentingan. Tujuan adanya perencanaan adalah demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan, untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya.
Manfaat perencanaan, yaitu: dapat membantu menentukan tujuan, meletakkan dasar-dasar dan menetapkan langkah-langkah, menghilangkan ketidakpastian, dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan bahkan juga penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan efektif dan efesien.
Dalam membuat perencanaan pengadaan  sarana dan prasarana pendidikan, menurut Gunawan secara umum harus melalui proses sebagai berikut:
a.         Menyusun daftar perencanaan pengadaan berdasarkan analisis kebutuhan dari masing-masing satuan organisasi
b.         Menyusun daftar perkiraan biaya atau harga barang-barang atau alat-alat yang diperlukan berdasarkan standar yang diperlukan
c.         Menetapkan segala prioritas pengadaannya berdasarkan dana yang tersedia.[5]
  1. Penggunaan Sarana Pendidikan
Menggunakan beberapa sarana dalam teknik pengajaran bukan sebatas menambah keindahan di dalam kelas. Namun, sarana tersebut merupakan piranti dalam proses pendidikan yang digunakan untuk membantu memudahkan aktivitas belajar, meningkatkan semangat belajar pada murid, dan memotivasi mereka untuk belajar lebih banyak. Sebagian lembaga pendidikan mampu membeli atau mengadakan sarana tetapi tidak mampu menggunakan dan memeliharanya. Sekolah hanya menyimpan karena takut rusak atau bahkan tidak tahu cara penggunaannya.
Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan adalah pemanfaatan terhadap sarana dan prasarana yang ada atau tersedia dalam lingkungan pendidikan atau sekolah. Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan ketika menggunakan sarana pendidikan adalah sebagai berikut:
a.         Digunakan pada waktu yang tepat.
b.        Diaplikasikan pada waktu yang sesuai.
c.         Di saat kondisi jiwa stabil untuk optimalisasi penggunaan.
d.        Digunakan untuk memikat perhatian peserta didik dan memotivasi mereka.
e.         Keikutsertaan pendidik menggunakan sarana tersebut semaksimal mungkin.
f.             Penjelasan pendidik atas pemahaman dan pengetahuan yang terdapat dalam sarana pendidikan untuk memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran.
g.        Tidak berlebih-lebihan dalam menggunakan sarana untuk mencapai beberapa tujuan.[6]
Ada 4 faktor yang mempengaruhi penggunaan alat/sarana pendidikan:
1.      Banyaknya alat
2.      Banyaknya kelas
3.      Banyaknya siswa dalam setiap kelas
4.      Banyaknya ruangan atau lokal yang ada
Mengingat beberapa faktor tersebut, maka dalam penggunaan alat pendidikan dapat diatur sebagai berikut:
  1. Alat pelajaran untuk kelas tertentu, yaitu ada kalanya suatu alat hanya dipergunakan untuk kelas tertentu sesuai dengan materi kurikulum. Jika banyaknya alat untuk mencukupi banyaknya kelas, maka sebaiknya alat-alat tersebut disimpan dikelas agar mempermudah penggunaan.
  2. Alat pelajaran untuk beberapa kelas, yaitu apabila banyaknya alat terbatas, padahal yang membutuhkan lebih dari satu kelas, maka alat-alat tersebut terpaksa digunakan bersama-sama secara bergantian.
  3. Alat pelajaran untuk semua siswa, yaitu penggunaan alat pelajaran untuk semua kelas dapat dilakukan dengan membawa ke kelas yang membutuhkan secara bergantian atau siswa yang akan menggunakan mendatangi ruangan tertentu/yang dibutuhkan.
Dalam penggunaan sarana pendidikan anak didik juga harus diberi kesempatan dan arahan bagaimana cara penggunaan perabot sekolah sebaik mungkin. Karna ketahanan perabot sekolah juga tergantung dari cara menggunakannya. Hal ini melatih anak didik untuk bertanggung jawab dan lebih paham atas barang yang mereka gunakan juga merasa ikut memiliki barang-barang sekolah.

  1. Penyimpanan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan
1.      Penyimpanan Sarana Pendidikan
Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat tulis kantor, surat-surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru ataupun sudah rusak yang dapat dilakukan oleh seorang beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan pada lembaga pendidikan. Prosedur dan tata cara penyimpanan:
a.       Mencatat barang-barang yang diterima.
b.      Digudangkan.
c.       Dirawat dan dijaga secara tertib, rapi dan aman.
d.      Menyelenggarakan administrasi penyimpanan penggunaan atas semua barang yang ada dalam gudang.
e.       Diadakan pengontrolan secara berkala.
f.       Membuat laporan tentang keadaan penyimpanan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Prinsip-prinsip penyimpanan sarana pendidikan menggunakan prinsip 5W dan 1H.
a.       What, yaitu apa saja barang yang disimpan.
b.      Why, mengapa barang-barang tersebut perlu disimpan.
c.       Where, dimana barang-barang itu harus disimpan.
d.      When, kapan waktunya barang-barang harus disimpan.
e.       Who, siapa yang bertugas untuk menyimpan barang.
f.       How, bagaimana cara menyimpan barang yang baik dan benar.
2.      Pemeliharaan Sarana Pendidikan
Pemeliharaan adalah tindakan yang di lakukan untuk menilai agar peralatan dalam keadaan siap pakai atau memperbaiki peralatan sampai kondisi dapat bekerja kembali. Pemeliharaan preventif adalah tindakan pemeliharaan yang dilakukan secara periodik dan rencana untuk merawat fasilitas fisik sekolah, seperti gedung, dan peralatan sekolah lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasana sekolah. Membuat program pemeliharaan melalui beberapa langkah:
a.       Membentuk tim pelaksana pemeliharaan preventif di sekolah yang terdiri atas: kepala sekolah, wakil kepala sekolah (bidang sarana dan prasana), kepala TU, wakil komite sekolah, dan penanggung jawab laboratorium  (IPA, komputer, bahasa, dan lainnya).
b.       Membuat dafrtar sarana dan prasana termasuk seluruh peralatan yang ada di sekolah.
c.       Menyiapkan jadwal tahunan kegiatan pearawatan untuk setiap perawatan dan fasilitas sekolah.
d.      Menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja dan perawatan pada masing-masing bagian di sekolah.
e.       Memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam merawat sarana dan prasarana sekolah.
     Pelaksanaan pemeliharaan dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a.       Berikan arahan kepada tim pelaksana pemeliharaan preventif dan adakan kaji ulang terhadap program yang telah dilaksanakan secara teratur.
b.      Mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasana, untuk mengevaluasi aktifitas dilaksanakannya berdasarkan jadwal yang telah direncanakan.
c.       Menyebarluaskan informasi tentang program pemeliharaan preventif terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi sekolah.
d.      Membuat program lomba pemeliharaan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah.[7]

Tujuan dan manfaat diadakannya pemeliharaan:
a.                 Memperpanjang usia kegunaan asset
b.                Menjamin ketersediaan optimum peralatan
c.                 Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan
d.                Menjamin keselamatan orang yang menggunakan alat tersebut

Jadi, jika kita ingin pendidikan maju, hendaklah pandai-pandai menjaga dan memelihara barang atau sarana prasarana agar tetap tahan lama sehingga dapat menghemat biaya. Yang tadinya untuk biaya perbaikan, maka biaya tersebut bisa digunakan untuk kepentingan yang lain karena barang atau sarananya masih layak pakai.

BAB III
PENUTUP
         sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. sedangkan  prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan mutlak diperlukan dalam proses pendidikan karena tanpa adanya sarana dan parasarana yang memadai maka akan menghambat jalannya proses belajar dan juga berpengaruh dengan hasil dan mutu pendidikan.
         Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, pemeliharaan dan penyimpanan.

DAFTAR PUSTAKA
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2006.
Mahmud Khalifah dan Usamah Quthub, Menjadi Guru Yang Dirindu, Surakarta: Penerbit  Ziyad Visi Media, 2009.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya, 2004.
Hendra, www.hendrapgmi.blogspot.com. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, di akses pada hari Rabu tanggal 31 Oktober 2012.      



[1] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya, 2004) hal 49.
[2] Ibid,.
[3]Mahmud Khalifah dan Usamah Quthub, Menjadi Guru Yang Dirindu, (Surakarta: Penerbit  Ziyad Visi Media, 2009), hal. 117.
[4] Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2006), hal. 48.
[5]Hendra, www.hendrapgmi.blogspot.com. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, di akses pada hari Rabu tanggal 31 Oktober 2012.
[6] Mahmud Khalifah dan Usamah Quthub, Menjadi Guru…,  hal. 121-122.
                [7]               


Baca Juga Artiker Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DAFTAR ISI